KABUPATEN Bogor selama ini belum memiliki Ruang Terbuka Hi ja (RTH) atau taman kota. Maka tak heran bila banyak muda-mudi lebih memilih nongkrong di pinggir jalan atau pun flyover untuk bercengkerama.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan (DTRP) KabuÂpaten Bogor pun telah mendesain sejulam titik RTH di kawasan pusat pemerintahan di CibÂinong. Tak tanggung-tangÂgung, 23 titik disiapkan untuk menjadi penyeimbang banÂyaknya pabrik yang mengelilÂingi Cibinong Raya.
Menurut Kepala DTRP, Joko Pitoyo, dari 23 titik itu, tidak semua menjadi taman aktif yang bisa digunakan unÂtuk warga. Namun meliputi hutan kota, RTH serta semÂpadan yang diantaranya bakal dibangun di komplek pemerÂintahan Kabupaten Bogor, areal Stadion Pakansari, LiPI dan Pondok Rajeg.
Joko mengungkapkan, pihaknya sudah menyampaiÂkan kebutuhan RTH ini ke DPRD Kabupaten Bogor. NaÂmun dengan anggaran yang terbatas, Joko memberikan tiga opsi untuk menuntaskanÂnya. Terutama memanfaatkan banyak over Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pabrik-pabrik atau tempat usaha yang ada di Bumi Tegar BeriÂman.
“Solusinya selama ini tidak efektif. Makanya, lebih baik dialihkan ke RTH ini karena anggaran kita yang terbatas. Mulai dari kompensasi dalam bentuk uang kelebihan KDB, memberi lahan pengganti yang di over KDB ke tempat lain dan penyediaan RTH terÂhadap lahan yang sudah saya plot di Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),†kata Joko, Rabu (15/6/2016).
Joko menambahkan, dalam RTH yang telah di plot oleh DTRP, sebagian besar masih tanah milik masyarakat dan pemerintah tidak mungÂkin membebaskan karena keterbatasan anggaran. Maka, untuk mengakalinya dengan menggunakan kompensasi over KDB tersebut.
“Ini salah satu solusi untuk mengakali keterbasatan angÂgaran. Karena lebih baik kita pakai uang dari kompensasi tadi untuk membangun RTH atau hutan kota. Ini dalam bentuk kegiatan tapi dalam rancangan peraturan bupati. Nanti dewan yang menyamÂpaikan ke bupati dalam raperÂbup akan memilih opsi mana untuk dipilih dalam membanÂgun RTH ini,†tukas Joko.
Menurut Joko, desain RTH telah ada sejak dua atau tiga tahun lalu dan disampaiÂkan ke Bupati Bogor. Namun, baru pada 2016 ini, direspon dan mulai diperhatikan seirÂing dengan gembar-gembor pengembangan Situ Front City di pusat pemerintahan Bumi Tegar Beriman. PerenÂcanaan pun, kata Joko sudah selesai dengan menghabisÂkan anggaran Rp 60 juta dari APBD 2016 Kabupaten Bogor.
Sementara Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Haikal Kurdi menjelasÂkan, untuk RTH ini pihaknya meminta Pemkab Bogor tidak mengambil dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.
“Kalau dana kompenÂsasi dari over KDB, oke lah. Toh titik-titiknya sudah ada. Tapai kalau CSR, saya rasa jangan. Karena CSR tetap harus diperuntukkan kepada masyarakat atau hajat hidup orang banyak,†kata politisi Golkar itu.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah berniat menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan RTH di Bumi Tegar Beriman. SepÂerti PT Antam, Chevron dan lainnya.
Ia pun tak segan untuk memberikan mereka keleluÂasaan memberi nama taman yang sumber dananya dari mereka. “Ya terserah, mau nama taman Chevron lah atau taman Antam. Itu kami beri keleluasaan. Karena mereka dan perusahaan lain, saya rasa CSR-nya sudah baÂgus. Tinggal sekarang memÂbuat taman untuk kita,†tanÂdasnya.
Ifah pun tak ingin KabuÂpaten Bogor hanya menjadi jalur perlintasan warga dari Jakarta ke Bogor atau Sentul. “Sekarang begini, kalau kamu naik mobil, mau turun di Tol Sentul, atau Cibinong? KeÂbanyakan pasti Sentul karena mereka punya kawasan wisaÂta. Nah ini juga tengah kami pikirkan untuk memajukan perekonomian Kabupaten BoÂgor,†pungkasnya.
Bagi Halaman