“Jika menggunakan kayu rawan dimakan oleh rayap. Tapi kalau menggunakan fiber lebih aman. Ke­mudian juga tampilannya lebih men­arik,” ungkapnya.

Disinggung perihal modal, Frendy mengestimasikan dana yang dike­luarkan untuk membuka cabang yang dikelolanya tersebut bisa mencapai angka Rp 50 juta. Nominal tersebut sudah teramasuk kedalam penyewaan tempat, alat dan bahan pembuatan pigura.

Jumlah pemasukan yang diterima oleh toko ini pun tak selalu naik. Namun Frendy menginformasikan, rata-rata pemasukan yang di terima dalam perbulannya bisa mencapai Rp 5-6 juta.

“Menjadi pelaku usaha itu tidak bisa langsung ramai pelanggan. Bu­tuh proses yang lama untuk bisa lan­car menjalani sebuah usaha. Wajar jika awal-awal usaha itu menemui banyak kendala, tapi Alhamdulillah jika ditekuni semua akan berjalan lancar dan mulai ramai pemesanan,” tuturnya.

Bingkai cermin yang dikelolanya menjual berbagai bingkai atau pigura dengan kisaran yang bervariatif. Bing­kai termurah yaitu senilai Rp 40 ribu dengan ukuran 10 R. Kemudian uku­ran standar dengan 40×60 centimeter dibanderol Rp 160 ribu, dan yang ter­besar ukuran 1×2 meterpersegi men­capai angka Rp 1,3 juta.

“Yang membedakan bingkai kami dengan yang lainnya, mungkin terli­hat dari kualitas bahan dan tampilan lebih rapi. Selain itu untuk harga pun standar tak mematok harga mahal,” paparnya. (Winda Herviana)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================