‘PERBANYAKLAH oleh kalian untuk mengingat pemutus kelezatan’. Itulah bunyi salah satu hadis yang disampaiÂkan Rasulullah untuk kita sebagai umatnya agar kita selalu mengÂingat datangnya kemaÂtian kepada kita. Dengan kematian, seseorang akan berpisah dan meninÂggalkan orang-orang yang dicintai dan mencintainya, tidak lagi
bisa merasakan segala kenikmatan dunia, tubuh yang sebelumnya lincah berubah kaku tak berdaya. Kematian menjadi pembuka keÂhidupan baru untuk mempertanggungjawabÂkan perbuatan yang telah dilakukan di dunia.
Kematian merupakan ketetapan Allah swt. atas makhluk-Nya. Kematian adalah hak setiap makhluk yang bernyawa yang tidak dapat dihindari. Kematian akan mendatangi kita, datang tanpa kabar sebelumnya, siap atau tidakkah kita, tetap akan terjadi. AlÂlah swt berfirman: ‘Setiap jiwa itu pasti akan merasakan kematian dan sesungguhnya akan dipenuhi segala pahala amal kalian pada hari kiamat’. (AS. Ali Imran: 185)
Saat kematian yang disebut sakaratul maut adalah peristiwa yang dahsyat dan menyakitkan, sehingga Rasulullah menÂgajarkan doa kepada kita agar kita diberi keringanan saat terjadinya sakaratul maut yaitu ‘Allah umat hawwin ‘alaihi fii sakaratil maut’, artinya ‘Ya Allah, mudahkanlah saÂkaratul maut bagi kami.’
Ketika terjadi sakaratul maut, tertutuÂplah pintu taubat. Artinya taubatnya sesÂeorang pada waktu tersebut tidak diterima oleh Allah swt. Sebagaimana digambarkan di dalam Alquran, Allah berfirman:’ Tidak diterima taubat bagi orang-orang yang berÂbuat keburukan, sehingga bila salah seorang mereka kedatangan sakaratul maut dia berÂkata, ‘Sekarang ini sungguh hamba bertauÂbat.’ (AS. An-Nisa: 18)