Untuk satu potongnya, baik itu kentang, siomay, tahu, kol, maupun pare, dipatok seharga Rp 4 ribu. “Memang untuk harga sedikit mahal dengan yang dijual di gerobak lainnya, tapi sejauh ini pembeli tidak ke­beratan karena memang rasan­ya enak,” ungkapnya.

Hery pun menambahkan, tidak hanya di daerah Yasmin Bogor, Siomay Home saat ini memiliki cabang lain, yakni di Terminal Damri. Penjualan di Damri pun terbilang cukup laris. Omzet kotor yang terkum­pul per bulannya diakui Hery bisa mencapai angka jutaan.

“Untuk satu cabang, omzet yang terkumpul kira-kira per bulannya bisa mencapai Rp 5 juta. Tapi itu pun tak tentu, jika sedang sepi ya tentu omzet berkurang,” paparnya.

Siomay Home yang berjua­lan setiap hari ini sedang mem­persiapkan beberapa gerobak untuk ‘mangkal’ di titik-titik Kota Bogor lainnya. “Rencanan­ya pemilik akan membuat be­berapa gerobak lagi yang siap untuk dikeluarkan. Karena memang jika usaha seperti ini, dengan mempunyai banyak cabang, pemasukan pun tentu akan bertambah. Tentunya ha­rus juga dilihat di mana tem­pat yang strategis, dalam arti ya kalau tidak di pinggir jalan, ya di tempat yang ramai orang seperti dekat terminal, sekolah atau rumah sakit,” ceritanya. (Winda Herviana/ed:Mina)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================