Pound tetap berada di garis merah hingga menjelang siang kemarin, berada di posiÂsi Rp 17.965 sekitar pukul 11.45. Posisi tertinggi pound kemarin di Rp 18.059.
Kepala Riset MNC SecuÂrities Edwin Sebayang menÂgatakan, pergerakan rupiah masih dibayangi oleh perisÂtiwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Pasalnya, hal ini merupakan respons pelaku pasar dari ketidakmenentuan Brexit.
“Saya khawatir karena enggak menentu ini makanya orang mulai memburu doÂlar. Di situ Indonesia juga ikut terkena imbasnya,†kata dia, Senin (27/6/2016).
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, angka penutupan tersebut menjadi indikasi jika pasar modal Indonesia sudah cuÂkup kuat. “Kita berbangga pasar modal sudah punya keÂtahanan cukup kuat,†kata dia saat membuka perdagangan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (27/6/2016).
Pasar modal di negara lain justru terpuruk. Ada yang tuÂrun sampai minus 3 persen, bahkan bursa Jepang turun sampai 8 persen. “ Ada yang turun 3 persen, bahkan Nikkei turun 8 persen†tambah dia.
Dalam mengembangkan pasar modal OJK telah melakuÂkan terobosan dengan Self Regulation Organization (SRO) lainnya. Kuncinya, lanjut dia, dalam ketentuan yang dibuat ialah mempermudah perusaÂhaan untuk melepas saham serta memperbanyak investor.
Nurhaida menambahkan, untuk memperkuat pasar modal Indonesia, OJK terus memaksimalkan pelayanan dalam perdagangan saham. “Saya menyatakan pasar modÂal kita cukup bersaing dengan pasar modal lain. KemudaÂhan, kejelasan, dan hal-hal perlindungan investor sudah kita tingkatkan,†tandasnya.(Yuska Apitya/dtk/ed:Mina)