Kita ternyata melakukan pencemaran udara. Udara yang tercemar tanda bahwa kita beÂÂlum mau menjaga kebersihan lingkungan hidup agar hidup sehat. Menjaga hak-hak manusia mendatang yang butuh udara yang bermutu. Orang kalau sudah berpuaÂÂsa pasti dikatakan baik. Jika kita lihat dari udara yang koÂÂtor maka bukti bahÂÂwa manusia itu tidak takut kepada Allah karena cenderung membuat udara koÂÂtor. Jika kesadaran ibadah seseorang suÂÂdah tinggi dan baik maka jelas ia berpikir salah kalau memÂÂbuang zat pencemar ke udara bebas. Udara itu akan tetap tercemar karena peningkatan gas emisi tidak dibarengin dengan solusi jangka panjang.
Kedua, jalanan macet. Fakta itu membuat kita sadar bahwa jalan sulit unÂÂtuk diperluas karena adanya dua pertimÂÂbangan sulit. Jika lahan untuk jalan diperluas maka ruang terbuka hijau semakin sempit. Bencana ekologis seperti banjir tidak bisa diatasi. Bermula ingin mengaÂÂtasi macet justru kini malah keÂÂbanjiran. Ada beberapa solusi yang harus dilakukan. Pertama, lakukan sosialisasi penggunaan bus gratis pemerintah ke daeÂÂrah-daerah sehingga pemudik akan menggunakan kendaraan gratis dari pemerintah.
Pemudik akan tahu diÂÂmana saja ada bus-bus gratis. Usahakan juga makin banyak bus yang murah sehingga pubÂÂlik melirik kendaraan publik ketimbang kendaraan sepeda motor dan mobil pribadi. Berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi akan menuÂÂrunkan beban emisi kaca ke udara bebas. Jalanpun tidak akan macet karena terorganisir dengan baik. Jika tidak macet maka langsung dapat mengÂÂhemat bahan bakar. Emisipun dapat dikurangi dengan cara ini. Kedua, fasilitas kendaraan segera lakukan pembenahan.
Bus-bus yang sudah tua segera diganti dengan bus denÂÂgan umur yang muda sehingga konsumen tertarik untuk pakÂÂai kendaraan publik. Ketiga, pemerintah sebaiknya memÂÂbatasi kepemilikan kendaraan pribadi sehingga tidak setiap keluarga punya kendaraan pribÂÂadi. Ada baiknya pemerintah menyediakan fasilitas transporÂÂtasi kepada publik sehingga tiÂÂdak perlu membeli kendaraan. Dengan pembatasan kepemiÂÂlikan kendaraan dapat menguÂÂrangi konsumsi akan kendaraÂÂan. Sementara kendaraan yang lama jika tidak layak lagi harus diberhentikan untuk tidak layak jalan. Apalagi tidak lulus uji emiÂÂsi. Dengan cara ini tidak banyak pergantian dari kendaraan yang tua ke kendaraan yang baru.
Terakhir, pemerintah sebaiÂÂkanya menjaga kebersihan lingÂÂkungan terminal. Dengan cara itulah terminal bus-bus menjadi bersih dan Indah. Kebersihan dan keindahan terminal menÂÂjadi daya tarik bagi konsumen untuk menggunakan bus untuk pergi ke kampung halamannya. Keenam, ongkos untuk naik bus harusnya lebih murah dibandÂÂingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Dengan cara ini masyarakat akan melirik kendaraan publik untuk balik ke kampung halaman. Pemerintah harus bekerja sama dengan bus-bus yang dimiliki perusahaan swasta sehingga kendaraan muÂÂrah untuk mudik.
Area lampiran