Pada hari pertama di ‘’huÂÂtan’’ para siswa diberikan penÂÂgenalan bagaimana cara berÂÂtahan hidup ketika berada di hutan. ‘’Mereka diajari memÂÂbuat jerat untuk binatang,’’ kata Fazri.
Parasiswa juga diberikan pelajaran cara melarikan diri dari ancaman binatang buas. Selain itu, para siswa juga diÂÂberikan pelajaran bagaimana cara mudah menguliti binaÂÂtang dan memasak binatang hasil jeratan. ‘’Setelah itu, para siswa juga diajari cara turun dari tebing yang ada di hutan,’’ katanya.
Pada malam hari, menuÂÂrut Fazri, para siswa melakÂÂsanakan caraka malam, membawa pesan untuk disÂÂampaikan kepada orang yang benar. Mereka juga diajari cara menggunakan kompas pada malam hari. ‘’Ada acara renungan suci juga untuk mengokohkan keteguhan hati mereka dalam menghadapi tantangan,’’ katanya.
Pada hari kedua, yakni siang hari para siswa diajari menggunakan kompas siang, yaitu mencari jalan keluar menggunakan kompas. Para siswa tampak tetap bersemanÂÂgat hingga hari terakhir. Saat menyenangkan bagi mereka adalah acara hiburan. ‘’Para siswa boleh berjoget ria dan disiram air dari mobil damÂÂkar,’’ katanya.
Yang paling membangÂÂgakan bagi para siswa yang selesai mengikuti masa pengeÂÂnalan lingkungan dan survival ini, mereka dipertemukan dengan orang tua mereka di lapangan. ‘’Para orang tua memasang brevet kepada anak mereka masing-masing,’’ kata Fazri. Para siswa baru itu benar-benar mendapat pelajaÂÂran ilmu kehidupan.