Semua itu terjadi karena berpangkal pada akidah sekularisme. Sekularisme adalah pe­misahan agama dari kehidupan. Dengan seku­larisme maka hal-hal palsu itu dianggap tidak ada hubungannya dengan dosa. Dosa dianggap semata-mata masalah agama, sementara menu­rut akidah sekularisme agama tidak boleh hadir dalam urusan kehidupan.

Kemunculan hal-hal yang serba palsu secara berulang dan terus-menerus itu adalah cermin dari kegagalan sistem sekular saat ini. Dengan kata lain, sistem sekular gagal menghentikan semua kepalsuan itu secara tuntas.

BACA JUGA :  PENYEBAB PEROKOK DI INDONESIA TERUS BERTAMBAH

Kegagalan sistem sekular dalam mengatasi hal-hal yang serba palsu itu di antaranya karena memang sistem ini cacat. Ambil contoh adalah terus berulangnya janji-janji palsu dari politisi, pemimpin atau penguasa. Hal itu karena sistem politik demokrasi yang ada mendorong para politisi bersaing dengan segala cara untuk me­mikat rakyat agar memilih mereka. Salah satu caranya adalah dengan menebar banyak janji, terlepas apakah nanti bisa diwujudkan atau ti­dak. Janji-janji palsu itu aman-aman saja dilaku­kan sebab tidak bisa disentuh secara hukum selama janji-janji politik itu tidak diatur atau dituangkan dalam suatu peraturan perundang-undangan. Di sisi lain, dalam berbagai kasus hal-hal palsu, penanganan oleh aparat terkesan lambat dan tidak tuntas.(*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================