Hal penting lainnya adalah cepat mengambil keputusan untuk menjadi penulis. MenÂgambil keputusan dalam hidup pasti ada konsekuensi dan reÂsiko, namun tidak mengambil keputusan dalam hidup akan lebih beresiko Keberanian meÂnyampaikan maksud mungkin diterima dan ditolak, jika tak disampaikan pasti tertolak dan menjadi beban psikologis KualiÂtas kepemimpinan seseorang adalah saat pengambilan kepuÂtusan, bukan saat rapat dan diÂagnosis masalah. Seorang penuÂlis dimulai saat dia mengambil keputusan untuk menjadi penuÂlis. Selebihnya adalah komitmen dengan keputusannya dengan banyak membaca dan latihan menulis.
Baca tulis (literasi) meruÂpakan kegiatan yang menjadiÂkan penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis (Goodman 1987, Tierney 1983, Tompskin dan Hoskisson 1995) Penulis sebagai pembaca artinÂya saat menulis, ia membaca tuÂlisannya serta mencari referensi bacaan untuk mendapatkan ide dan informasi. Pembaca sebÂagai penulis artinya saat memÂbaca, ia melakukan aktivitas seperti yang dilakukan penulis (menemukan topik, tujuan, pemecahan masalah, rekonÂstruksi bacaan, editing dan kaiÂtan antargagasan)
Beberapa langkah teknis berikut bisa dijadikan pertimÂbangan sebelum menulis. 1). Temukan sebuah ide. Sebelum mulai menulis, dibutuhkan ide dan gagasan. Ide adalah benih untuk karya tulis. Tapi, menÂemukan sebuah konsep bisa terasa sulit. Ide-ide biasanya berdatangan saat ada keterbuÂkaan untuk mengalami banyak hal. Ya, cara terbaik untuk menÂemukan ide adalah pergi keluar rumah dan beraktivitas 2) LakuÂkan riset mengenai konsep. BeÂgitu Anda menemukan konsep yang masih samar, mulailah menelitinya agar Anda memÂperoleh lebih banyak ide 3). Kembangkan konsep. Setelah menemukan ide-ide yang bisa dicantumkan dalam cerita, Buatlah konsep jadi makin komÂpleks. Kembangkan konsep itu hingga berakhir dengan kesimÂpulan logis. Pikirkan apa yang akan terjadi akibat serangkaian peristiwa, atau apa pun yang menjadikan ide-ide itu lebih kompleks. 4). Pertimbangkan pembaca. Ketika menemukan dan mengembangkan konsep, Anda perlu mempertimbangÂkan pembaca Anda. Untuk siapa Anda menulis karya tulis itu? Beda orang, beda pula miÂnatnya.
Penting juga untuk memilih metode penulisan. Bagaimana cara Anda menulis karya tulis? Seiring perkembangan teknoloÂgi, tentunya pilihan makin banÂyak. Anda perlu memutuskan, metode apa yang paling cocok untuk Anda. Tapi, ingat, piliÂhan Anda akan memengaruhi penerbitan buku itu. Tentukan tempat untuk menulis. Anda butuh ruangan yang cukup lega, di mana Anda bisa menuÂlis tanpa gangguan. Tempat itu harus bisa mengakomodir metode penulisan yang Anda pilih, cukup nyaman, dan tiÂdak disertai banyak gangguan. Misalnya, kafe, kantor, atau perpustakaan. Sediakan kenyaÂmanan.
Anda harus pastikan bahwa Anda takkan terganggu saat menulis. Karenanya, siapkan terlebih dulu segala yang Anda butuhkan. Beberapa orang puÂnya kebiasaan tertentu, yang harus siap tersedia saat mereka menulis, misalnya makanan faÂvorit atau duduk di kursi terÂtentu. Pastikan kebutuhan unik Anda terpenuhi sebelum Anda mulai menulis.
Selain beberapa langkah teknis diatas, untuk menjadi seorang penulis, maka guru dan dosen atau siapapun harus memiliki Master Mind. Master mind adalah sekumpulan orang yang memiliki hobi yang sama. Ingin menjadi penulis, maka bergabunglah dengan komuÂnitas-komunitas penulis. Salah satu contoh komunitas penuÂlis di Indonesia adalah Forum Lingkar Pena yang digagas oleh novelis Helvy Tiana Rosa. Selain itu guru dan dosen harus rajin mendatangi Sumber-sumber pustaka, seperti perpustakaan, toko buku, pameran buku dan internet jika perlu.
Selain itu menjadi seorang penulis juga bisa dimulai denÂgan aktivitas copy the master. Copy the master adalah membaÂca buku-buku dari penulis yang kita kagumi. Dengan aktivitas ini, secara tidak sadar kita telah belajar menulis dengan meniru model dan gaya penulisannya. Copy the master bisa dimulai dengan cara menulis resensi buku yang kita baca. Terakhir, penulis hebat sekalipun pasti memiliki guru. Karena itu carÂilah guru ahli untuk bisa menÂgajarkan teknik menulis. Belajar apapun sebaiknya dipandu oleh seorang guru yang memiliki keÂahlian dibidangnya. Begitupun menulis.
Guru bisa mengajar, itu guru biasa. Guru rajin membaca, itu guru luar biasa. Guru bisa menulis, itu baru guru istimeÂwa. Selamat berusaha menjadi penulis, agar menjadi guru dan dosen istimewa. (*)