CIBINONG, TODAY—PemerÂintah Kabupaten Bogor tak bisa berdiam diri menyakÂsikan kekerasan terhadap anak. Belakangan ini banÂyak anak menjadi sasaran kekerasan orang tak bertangÂgung jawab.
Kepedulian terhadap anak tersebut ditunjukan DiÂnas Kesehatan (Dinkes) KaÂbupaten Bogor, dengan menÂgajak seluruh masyarakat, petugas kesehatan dan stakeÂholder melalui penguatan tatalaksana dan jejaring penÂanganan kekerasan terhadap anak dalam sebuah seminar, di Ruang Rapat Dinkes KabuÂpaten Bogor, Senin (8/8/2016)
Kasus kekerasan terÂhadap anak dan perempuan saat ini dalam status darurat, terlebih di era perkembanÂgan teknologi yang sangat pesat. Untuk itu, penangaÂnan maupun pencegahannya harus dilakukan serius dan berkelanjutan. Diharapkan melalui kegiatan tersebut, bisa memperkuat hubungan antara Pemkab Bogor dengan warganya
“Kejahatan seksual, mauÂpun kekerasan lainnya saat ini tidak saja terjadi terhadap anak-anak dan perempuan, laki-laki pun menjadi sasaran utama kejahatan tersebut. Untuk itu, kami terus beruÂpaya melakukan penanganan semaksimal mungkin,†ujar Kepala Bidang Binkesmas DiÂnas Kesehatan Kabupaten BoÂgor, Rosnila Devi Siregar
Ia pun menjelaskan, sinergitas dan kerjasama dengan semua pihak menÂjadi faktor terpenting dalam menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempÂuan. Sehingga upaya peneÂkanan korban kasus tersebut dapat diminalisir dengan baik. “Mulai dari mendeteksi masalah, menggali faktor peÂnyebab, hingga pencatatan dan pelaporannya menjadi bagiian yang tak bisa dipisahÂkan,†katanya.
Menurut riset tahun 2015, terdapat 3.971 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di 34 Provinsi InÂdonesia. Salah satunya kasus kejahatan seksual yang terÂjadi di sekolah telah terjadi di 28 Provinsi. Saat ini terÂdapat tiga bentuk kekerasan yang terjadi di hampir seluÂruh wilayah Indonesia, yakni kekerasan seksual dengan kata-kata yang dimulai dari bicara, komentar, SMS, menÂgirim pesan atau mengajak melakukan seksual dengan kata-kata (phone sex). PerÂilaku seksual tanpa persetuÂjuan, seperti mengintip orang sedang mandi, ganti baju dan lainnya, serta pemaksaan untuk melakukan hubungan suami isteri dengan memakÂsa, dan kekerasan juga kejaÂhatan seksual terhadap anak laki-laki makin marak
“Ini menjadi masalah beÂsar yang dapat mengancam masa depan banggsa kita, karena pelaku kekerasan seksual saat ini berasal dari semua kalangan mulai dari pelaku anak-anak, remaja atau orang dewasa, baik orang dekat maupun tidak dikenal. Strategi yang mereÂka gunakan seperti membanÂgun kedekatan, membujuk, dan mengancam,†tegasnya. (kozer)
Bagi Halaman