Bisnis apa yang palÂing prospektif dan disarankan dijalankÂan anak muda? Jika pertanyaan itu ditanyakan ke Ajeng, satu-satunya jawabanÂnya adalah bisnis e-commerce. Pemilik nama lengkap Diajeng Lestari Soekotjo ini, kini gilang gemilang membuat situs penÂjualan hijab bernama Hijup.
Merintis bisnis sejak AgusÂtus 2011 silam dengan hanya dibantu satu asisten yang tak lain adalah teman kuliahnya, kini Hijup jadi salah satu startÂup busana muslim dengan penjualan terbesar di IndoneÂsia. Kini dengan mempekerÂjakan 120 orang, 80% karyawan wanita, toko online miliknya menjual lusinan merek dari sekitar 200 desainer hijab.
Sebelum memulai kesiÂbukannya membangun e-commerce, lulusan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini sempat meniti karir seÂbagai research marketing. “Sebelumnya karyawan marketing riset, tahun 2011 saya berhenti dan beranikan terjun ke e-comÂmerce.Kenapa saya pilih menjual hijab, karena banyak wanita karir yang kesulitan mencari hijab sesÂuai fashion-nya yang very well. Ke mal pun susah cari, dari situ saya berpikir kenapa tidak menÂjual hijab dengan desain-desain yang dinamis,†kata Ajeng, diteÂmui di acara Google for Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2016). Â
“Dan rupanya keputusan berÂhenti di pekerjaan didukung penuh sama suami saya. Berani memulai dengan teman saya dengan modal kurang dari Rp 10 juta saat itu, ruanÂgan hanya 2×3 meter,†tambah istri dari Achmad Zakky, CEO BukaLaÂpak.com ini.
Menurutnya, sukses bisnisnya tak lepas dari pemahaman menangÂkap orientasi perubahan fashÂion hijab yang disukai wanita muda. Ini sesuai dengan motto Hijup yakni LORD yang merupakan kepanjanÂgan Lean, Open, Result, OrientÂed, dan Dynamic.
“Kemudian yang berbeda, HiÂjup menawarkan tak hanya sekadar konten fashion kemudian diskon-diskon, namun bisa menginspirasi dengan desain yang hidup. Kita suÂdah kerja sama dengan 120 desainÂer, sebelumnya hanya 14 desainer,†ucap Ajeng.