JAKARTA TODAY- Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Royke Lumowa mengingatkan jajarannya agar tidak arogan saat pelaksanaan operasi simpatik 2017. Prinsipnya dalam operasi ini untuk menyadarkan masyarakat tertib berlalu-lintas.

“Operasi simpatik berbeda dengan operasi sebelumnya, mengapa memakai bersimpati dan empati? Mungkin kita bertanya apakah selama ini tidak simpatik? Mungkin saja,” ujar Irjen Royke kepada wartawan di Korlantas Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Royke mengatakan penindakan pelanggaran oleh polisi lalu lintas bisa menimbulkan persepi negatif di masyarakat. Apalagi penindakan oleh anggota dilakukan dengan emosi dan nada tinggi.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 20 April 2024

“Dalam suasana ketakutan karena melanggar, itu saja dia takut. Apalagi petugas membentak-membentak, arogan, marah-marah dan ditilang. Paling banyak takutnya,” tuturnya.

Royke tak ingin operasi simpatik berjalan sekadar formalitas. Lewat operasi ini masyarakat khususnya pengguna jalan dapat meningkatkan kesadaran tertib berlalu-lintas.

“Ini judulnya simpatik bukan simpanse, saya tidak mau bagi formalitas dan selesai bagi-bagi honor. Uang negara untuk kegiatan ini Rp 400 juta,” sebut dia.

BACA JUGA :  PVMBG Laporkan Gunung Marapi Erupsi Malam Ini

Dalam operasi ini ditekankan Royke bukan kuantitas pelanggaran yang dikejar. Akan tetapi hasil untuk meningkatkan kualitas masyarakat agar tertib berlalu lintas.

“21 hari operasi simpatik, tahan marah-marah. Dari kegiatan ini kita ciptakan simpati masyarakat. Kita lebih menguasai hukum, makanya kita yang lebih sabar. Saudara-saudara adalah pelatih hukum di jalan,” pungkasnya. (Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================