Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) Suhariyanto meramalkan, laju inflasi Mei dan Juni berpotensi terkerek akibat naiknya peningkatan harga bahan makanan yang memiliki kecenderungan peningkatan jelang puasa dan Lebaran. Sentimen inflasi hingga bulan depan, juga berasal dari penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) tahap ketiga pada 1 Mei lalu.

“Kalau melihat yang sudah sering terjadi, selalu ada kenaikan (harga bahan pokok) di bulan puasa dan Lebaran karena permintaan bahan makanan tinggi. Jadi, harus hati-hati saat Lebaran, terutama bulan Juni,” kata Ketjuk, sapaan akrabnya.

BACA JUGA :  Bekal Sekolah dengan Sosis Dadar Nori yang Simple dan Sederhana

Namun, laju inflasi berpotensi tertahan jika komponen harga pangan bergejolak (volatile foods) masih mengalami deflasi seperti dua bulan terakhir sehingga mampu menetralisir inflasi komponen administered price.

BPS mencatat, kelompok bahan makanan mengalami deflasi pada April 2017, yakni minus 1,13 persen. Hal ini sekaligus melanjutkan catatan deflasi yang ditorehkan kelompok bahan makanan sejak bulan lalu akibat penurunan sejumlah harga pangan karena meningkatkan hasil panen petani.

BACA JUGA :  Wajib Coba! Semur Ayam Saus Tiram yang Lezat untuk Menu Makan Bareng Keluarga

“Komoditas penyumbang deflasi, yakni cabai rawit andilnya minus 0,09 persen, bawang merah 0,09 persen, dan beberapa komoditas seperti daging sapi, daging ayam, dan lainnya,” kata Ketjuk.

Sebagai informasi, BI menargetkan inflasi tahun ini sebesar empat plus minus satu persen. Sementara pemerintah, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, mengasumsikan inflasi tahun ini sebesar 4 persen.(Yuska Apitya)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================