Indra JP tercatat sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam sejak masih kuliah S1 jurusan Sejarah di Universitas Indonesia. Ia menjadi bagian dari generasi mahasiswa yang berjuang melengserkan Soeharto dari kursi presiden pada 1998.

Aktivisme Indra membawanya bergabung ke Partai Amanat Nasional yang didirikan oleh tokoh reformasi Amien Rais.

Lepas dari PAN, Indra pernah berkarier di dunia penelitian dengan menjadi peneliti di salah satu lembaga kajian bergengsi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia.

BACA JUGA :  BERGERAK BERSAMA, MELANJUTKAN MERDEKA BELAJAR

Selanjutnya, Indra bergabung dengan Golkar pada 2008. Langkah itu sempat menjadi sorotan lantaran pilihan Indra masuk ke Partai Golkar yang dicap bagian dari peninggalan Orde Baru.

Bergabung di Golkar tak mengubah sikap Indra yang kritis. Dia kerap mengkritik kebijakan elit Golkar dan sempat berseberangan dengan partai dalam Pemilu Presiden 2014. Indra memilih bergabung dengan tim pemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Baru-baru ini, bersama Ahmad Doli Kurnia dan kader muda Golkar lain, Indra termasuk barisan yang sengit mendorong Setya Novanto meletakkan jabatannya sebagai ketua umum.

BACA JUGA :  Berdampak Positif Bagi Masyarakat, Pemkab Bogor Dukung Rencana Pengembangan IPB University di Dramaga dan Jonggol

Setnov yang menyandang status tersangka dalam kasus korupsi e-KTP, dianggap tak pantas menjadi Ketua Umum Golkar. Sikap kritis itu membuat hubungan Indra dengan beberapa elit Golkar diisukan merenggang. Salah satu indikasinya adalah sikap partai yang tidak mendukung Indra saat maju di Pilkada Pariaman 2013 lalu, yang berujung pada kekalahannya di ajang tersebut.(Yuska Apitya)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================