Akan tetapi bagi masyarakat tradisional kapamalian merupakan peringatan yang mesti dijunjung tinggi. Mereka tabu melanggar aturan itu karena takut mendapat mamala, kawalat, atau hukuman yang mencelakakan diri, keluarga, atau kelak keturunannya.

Oleh karena itu masyarakat adat atau tradisional pamali alias pantang mendirikan rumah atau perkampungan di dekat cinyusu, cisirah atau mata air. Mereka pun patuh pada petitih karuhun untuk tidak menebang pepohonan di sekitar mata air. Bentuk peringatan atau usaha menakut-nakutinya adalah pepohonan (besar) itu aya nu nageugeuhna, ada penghuninya.

Terkait dengan mitologi, sebagian dari mereka memang ada yang memercayai bahwa pepohonan besar memang tempat tinggal makhluk halus yang menyeramkan semacam jin atu kuntilanak. Tetapi saya yakin, tabu menebang air itu karena masyarakat tradisional pun tahu bahwa air adalah sumber kehidupan. Dan air berasal dari pepohonan. Jika pohon ditebang maka air pun akan hilang.

BACA JUGA :  Menu Sarapan dengan Omelet Keju yang Praktis dan Lezat

Untuk melangsungkan kehidupan selain membagi-bagi tipe hutan seperti leuweung baladahan, leuweung tutupan dan leuweung larangan para karuhun pun berpesan agar hidup basajan alias tidak berlebih-lebihan. Asketisme.

Hal itu terkait dengan pemanfaatan dan pemberdayaan alam. Manusia diminta tidak hidup konsumtif. Dilarang melakukan pemborosan dan pembuangan. Peribahasanya dahar tamba lapar nginum tamba hanaang. Muhun, makan dan minum dengan sederhana. Bukan ajang pamer pamor bermewah-mewahan dengan mengorbankan alam.

BACA JUGA :  Manokwari Selatan Papua Barat Diguncang Gempa Terkini M4,3

Maka berdirilah leuit atau lumbung padi di sudut-sudut kampung untuk persediaan di masa paceklik. Hingga saat ini saya belum mendengar kabar masyarakat tradisional di kampung-kampung adat yang memeluk teguh kearifan Sunda mengalami kelaparan. Sebab mereka selalu memiliki cadangan pangan dan dalam kehidupan sehari-hari mengedepankan sikap sauuyunan-sabilulungan alias kerjasama yang saling menguntungkan.
Inilah salah satu visi masyarakat tradisional dalam menyikapi ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan. Terkhusus dalam merawat lingkungan dan memakmurkan pertanian. (*)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================