Untuk meningkatkan pangsa pasar, Pipit Strawberry terus memupuk usahanya dengan berbagai inovasi. Salah satunya adalah meluncurkan gerai yang kini berada di Jl. Papandayan 31 B, samping kantor Telkom, Bogor. “Disini kami tidak hanya menyediakan stroberi curah yang masih segar. Konsumen juga dapat langsung memilih dan menimbang sendiri sesuai kebutuhannya, sehingga mereka bisa puas,” ungkap Pipit. Bagi konsumen yang ingin dilayani melalui cara pesan antar, Pipit Strawberry membuka layanan melalui WhatsApp: 085624643839. Ongkos kirimnya pun relatif murah, hanya Rp 5000 hingga Rp 35.000 untuk antaran terjauh.

Gerai Pipit Strawberry bahkan mulai dilengkapi berbagai produk olahan dari stroberi. Mulai dari juice stroberi, puding, selai, cake dan varian olahan stroberi lainnya. “Sedikit demi sedikit kami coba kembangkan. Kelak gerai ini bisa menjadi kedai khusus olahan stroberi,” tambahnya. Uniknya, olahan-olahan stroberi itu justru merupakan hasil kreatif konsumen dan ibu-ibu rumah tangga yang dititipkan dan dipasarkan oleh Gerai Pipit Strawberry. Bahkan warga di sekitar Gang Masjid, Sukamanah, Tamansari, Bogor – tempat penampungan buah stroberi, ikut memetik hasil dengan melakukan penjualan buah ini.

BACA JUGA :  Apakah Boleh Makan Yogurt Setiap Hari? Simak Ini

Di Banten, upaya pemasaran buah stroberi dan membangun kedai bertema stroberi dirintis melalui kafe bernama Strawberry Fields. Di Cianjur, hadir dengan nama Ty’s Strawberry dan di wilayah Sukabumi dikembangkan oleh Korina Strawberry. Pipit bahkan mampu memberi lapangan kerja bagi rekan-rekan satu almamater sebagai mitranya dalam menjalankan bisnis ini. “Secara tidak langsung, ini juga usaha dalam mengembangkan komoditas agribisnis lokal,” lanjutnya.

Agar usahanya makin untung, selain melakukan inovasi produk, menurut Pipit, ia juga terus membenahi manajemen rantai pasokan barang dan pendistribusian. Menurutnya hal tersebut menjadi tantangan terbesar bagi pemasok buah atau bisnis hortikultura. “Bagaimana pun, buah yang dijual harus tetap segar sampai ke konsumen,” tegas Pipit. Bila dalam distribusi tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan perusahaan, maka sampai ke konsumen tidak bagus lagi. “Jadi strategi kami saat ini terletak pada supply chain management yang baik sehingga kualitas buah terus terjaga dan distribusinya merata,” paparnya. Hebatnya lagi, usaha ini bisa meraih titik impas permodalan hanya dalam waktu tiga bulan. Fantastic bukan? Mau ikut mencoba? Setiap hari, Pipit Strawberry terbuka dalam melakukaan kemitraan usaha. (Rifki Setiadi)

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Pria Bertato di Pantai Imorenggo

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================