Para guru dan orang tua tidak boleh merasa acuh dan abai dari keingintahuan terhadap dunia internet dan kecanggihan teknologi gawai, bahkan menganggap sulit terhadapnya. Sekarang prinsip itu harus diubah.

Pertama, harus mau mengenal internet dan teknologi. Sebagai guru dan orang tua jangan segan dan malas untuk belajar segala sesuatunya mengenal teknologi. Cari tahu dan pahami perangkat atau jenis gawai apa yang sedang dikuasai anak.

Kedua, lakukan komunikasi dan pendekatan. Setiap anak memiliki sifat yang berbeda. Cara mereka menerima perkataan orang tua dan guru pun berlainan. Terkadang mereka enggan dinasehati orang tua dan guru, karena mereka seperti digurui. Guru dan orang tua harus jeli mencari celah dalam dalam pendekatan ke anak. Sampaikan informasi mengenai penyebab dan akibatnya yang membahayakan jika terjadi pada mereka. Sebaiknya pilih waktu yang tepat untuk menyampaikan hal penting ini. Bicaralah saat suasana hati anak tengah bagus.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sop Buntut Sapi yang Empuk Dijamin Menggugah Selera

Ketiga, batasi penggunaan internet dan gawai. Membatasi penggunaan internet dan gawai merupakan salah satu upaya agar anak tidak terlena tipu muslihat dunia maya dalam gawai. Jika anak butuh alat komunikasi, belikan handphone dengan perangkat standard dan tidak berlebihan. Begitupun dengan internet. Sebelum diaktifkan, sebaiknya batasi situs yang dapat dibuka anak dengan mengatur perangkat komputer. Tanyakan hal ini pada ahlinya. Jika membatasi gawai yang digunakan, kitapun para guru dan orang tua harus melakukan hal yang sama pada diri kita sendiri. Tidak adil bukan, jika kita melarang anak menggunakan gawai, sementara kita sendiri asyik dan lupa waktu menggunakannya.

Keempat,  ajari anak untuk menghargai anggota tubuh. Banyak predator dunia maya yang memancing remaja untuk memperlihatkan tubuhnya melalui saran yang terdapat di media tersebut. Berikan penjelasan sebab akibat mendetail, termasuk kerugian yang akan dialami anak jika tidak menghargai tubuhnya dengan mengumbar anggota tubunya.

BACA JUGA :  Pasar Sukasari Ditargetkan Beroperasi Juli 2024 Mendatang

Kelima, hindari intimidasi. Jangan terlalu berlebihan mewaspadai anak, misalnya dengan terus menerus mendampinginya menggunakan internet. Hal ini justru akan membuatnya tak memiliki ruang pribadi dan ia bisa berontak. Sekali-kali bolehlah kita memantaunya, bisa juga ikut serta nimbrung jika anak sedang berkumpul dengan teman-temannya. Dengan begitu kita akan mengetahui sejauhmana pergaulan dan apa yang tengah digandrungi anak. Jika terjalin komunikasi dan pendekatan yang baik dalam memberikan informasi mengenai bahaya teknologi gawai, nicsaya anak jadi bisa melindungi dirinya sendiri. Tentu ini akan mengurangi kekhawatiran kita. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================