JAKARTA TODAY- Berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035 yang diluncurkan Kementerian ESDM hari ini, Indonesia mulai impor gas pada 2019. Dua tahun lagi, total pasokan gas dari dalam negeri sebesar 7.651 MMSCFD.

Sedangkan permintaan gas mencapai 9.323 MMSCFD, sehingga harus impor sebanyak 1.672 MMSCFD. Pada 2020, suplai gas domestik sebesar 7.719 MMSCFD, sementara total permintaan sebesar 9.396 MMSCFD. Maka butuh impor gas 1.677 MMSCFD.

Impor semakin besar pada 2025, yakni mencapai 3.552 MMSCFD. Sebab, suplai dari dalam negeri diperkirakan sudah menurun menjadi 5.712 MMSCFD sementara permintaan di tahun yang sama sebesar 9.263 MMSCFD.

BACA JUGA :  Resep Membuat Bubur Jagung Sagu Mutiara Anti Gagal, Rasanya Sudah Pasti Enak

Lalu pada 2030, impor gas diperhitungkan bakal naik lagi menjadi 3.722 MMSCFD. Pasokan dari dalam negeri tinggal 5.294 MMSCFD sementara permintaan 9.017 MMSCFD.

Di 2035, impor sudah melampaui produksi gas di dalam negeri. Produksi gas hanya 3.469 MMSCFD, sedangkan permintaan di dalam negeri 8.816 MMSCFD sehingga perlu impor 5.348 MMSCFD.

BACA JUGA :  Menu Sederhana dengan Ayam Masak Tauco yang Bikin Menggugah Selera

Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, menjelaskan permintaan gas pada 2019 sebesar 9.323 MMSCFD diperhitungkan berdasarkan Contracted Demand, Committed Demand, dan Potential Demand.

Permintaan yang sudah pasti baru yang sudah terikat kontrak jual beli gas (Contracted Demand) sebesar 5.598 MMSCFD. Sedangkan yang masih berupa komitmen, belum teken kontrak, sebesar 2.289 MMSCFD dan permintaan potensial sebesar 1.436 MMSCFD belum pasti terealisasi.

============================================================
============================================================
============================================================