CIBINONG TODAY – Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) mulai dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Sebagai bentuk komitmen, pemkab juga melaksanakan pengukuhan Apoteker atau Pharmacist Agent of Change, berlangsung di Olympic Renotel Hotel Sentul, Kamis (25/4/2019).

Bupati Bogor, Ade Yasin (AY) mengatakan, gerakan ini merupakan upaya Pemkab Bogor untuk mengurangi penyalahgunaan obat di kalangan masyarakat, khususnya di Kabupaten Bogor.

“Ini adalah upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan cermat. Harus ada cara, harus ada aturan agar suatu penyakit yang diderita bisa sembuh dengan obat yang tepat,” kata Ade Yasin.

Penyalahgunaan obat untuk menyembuhkan penyakit menurut Ade Yasin seringkali menimbulkan sakit tersebut menjadi lebih parah. Paling sering terjadi, adalah masyarakat

yang membeli obat secara bebas di warung tanpa resep yang pasti dari dokter atau rumah sakit. “Nah melalui gema cermat ini, Dinas Kesehatan dengan Ikatan Apoteker Indonesia mensosialisasikan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan obat di masyarakat,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Todong Sajam, 2 Pengamen di Bandarlampung Coba Rampas Motor Warga

Dia pun mengaku akan berupaya meminimalisir apotek-apotek ilegal atau tak berizin sesuai dengan ketentuan. “Itu (apotek ilegal-red) ada pemeriksaan berkala. Namun minimal saat ini masyarakat sudah diberikan pemahaman yang lebih terhadap penggunaan obat yang harus berdasarkan ketentuan,” tegas AY.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Tri Wahyu Harini menjelaskan, gerakan Gema Cermat ini merupakan komitmen dari seluruh insan kesehatan khususnya petugas farmasi baik itu apoteker ataupun asisten apoteker atau petugas pengelola obat di seluruh institusi pelayanan, baik pemerintah maupun swasta untuk mencerdaskan masyarakat bagaimana cara mendapatkan, menggunakan dan menyimpan obat yang tepat.

BACA JUGA :  Diduga Punya Masalah Disekolah, Siswa SMK di Gunungsitoli Nekat Gantung Diri

Pembentukannya, kata dia, dilatarbelakangi oleh banyaknya dampak kesehatan yang diakibatkan ketidakpahaman masyarakat terhadap suatu penyakit.

“Masyarakat beli obat di warung, padahal dia tidak tahu sakitnya apa. Lalu minumnya juga tidak sesuai dosis. Ini menimbulkan dampak kesehatan yang cukup luar biasa,” katanya.

Perempuan yang akrab disapa Yayu ini menegaskan, gerakan Gema Cermat ini telah sepakati bersama termasuk para pemangku kepentingan di wilayah seperti camat. Dimana nantinya oara camat tersebut akan menggandeng apoteker untuk melakukan sosialisasi secara massif kepada masyarakat.

“Selama ini apoteker hanya memberikan edukasi, pemahaman kepada pasien atau masyarakat yang datang ke rumah sakit saja, itu pasif. Sekarang tidak seperti itu. Tenaga kesehatan langsung turun kepada masyarakat untuk memberikan edukasi penggunaan obat yang tepat,” tandas Yayu. (Firdaus)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================