TASMANIA TODAY – Hobi jalan-jalan membuat saya akhirnya berlabuh di kota kecil Tumbarumba, New South Wales, Australia, sejak awal Desember 2019.

Jika anak-anak muda Indonesia biasanya datang ke Australia untuk kuliah, maka saya bisa datang ke sini untuk bekerja di perkebunan blueberry.

Saya bisa datang dan bekerja di sini berkat program work and holiday visa (WHV) dari pemerintah Australia. Sederhananya, dengan WHV kita bisa cari uang sembari wisata.

kita bisa menetap selama setahun di Negeri Kanguru. Visa juga bisa diperpanjang sampai tiga tahun, namun dengan syarat tertentu.

Saya bukan satu-satunya turis yang bekerja di sini, karena ada banyak turis dari berbagai belahan dunia lain yang juga mengantongi WHV dan bekerja di perkebunan blueberry ini.

Pekerjaan saya di sini ialah memetik blueberry. Bisa bekerja sekaligus liburan tentu saja menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Di tambah lagi pemandangan di perkebunan ini sangatlah cantik.

Tapi keceriaan perkebunan lantas senyap sejak bencana kebakaran hutan melanda New South Wales hingga saat ini.

Kabar mengenai kebakaran hutan sebenarnya sudah terdengar sejak bulan Juli 2019, namun saat itu api belum mencapai perkebunan tempat saya bekerja.

Meski demikian, seluruh warga New South Wales sering mendapat SMS peringatan dari NSW Rural Fire Service mengenai pergerakan api.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, Kamis 16 Mei 2024

Musim panen, hari Natal, sampai perayaan Tahun Baru berlalu, barulah kebakaran hutan menyambangi perkebunan. Saya masih ingat betul bagaimana rasanya berada di tengah kepanikan tersebut.

Pagi itu, 31 Desember 2019 jam 08.00, seharusnya menjadi waktu dimulainya masa liburan yang dinantikan seluruh pekerja. Tiba-tiba ada SMS peringatan yang meminta penghuni Tumbarumba segera mengungsi, karena ada peringatan kalau api akan masuk ke kota.

Pekerja yang sudah punya rencana tahun baruan di Sydney atau Melbourne langsung memikirkan ulang rencananya. Beberapa ada yang langsung angkat tas dan menyelamatkan diri ke kota terdekat.

Sementara saya masih belum punya rencana apa-apa. Pengelola penginapan juga belum terlihat panik, jadi saya berpikir untuk tetap berada di kamar.

Pukul 14.00 tiba-tiba aliran listrik mati dan sinyal telepon genggam hilang. Tiga jam kemudian turun hujan, lalu cuaca agak cerah. Menjelang matahari terbenam pukul 21.00, kami yang bertahan di penginapan masih berpikir kalau keadaan akan baik-baik saja.

Pergantian tahun kami nikmati dengan mati lampu. Pemandangan utama dari penginapan kami ialah api kebakaran hutan yang menjilat hutan dari kejauhan.

Keesokan hari, 1 Januari 2020, pintu kamar saya digedor oleh seorang teman. Saat membuka pintu, bau asap sudah menusuk hidung.

BACA JUGA :  Sambut HUT ke-13, Lorin Sentul Hotel Gelar Turnamen Futsal Antar Hotel dan Restoran se-Jabotabek

Walau jilatan api belum kelihatan di depan mata, saya dan teman-teman merasa ini saat yang tepat untuk segera angkat kaki dari penginapan karena kami semakin sulit bernapas.

Tibalah kami di Wagga Wagga, kota yang berjarak 1,5 jam berkendara mobil dari Tumbarumba. Di kota ini asap belum datang dan sinyal telepon genggam bisa didapat.

Saat membuka HP, saya mendapat banyak pesan bernada kekhawatiran dari teman-teman dan keluarga saya. Mereka membagikan tautan berita berisi informasi bahwa kota Tumbarumba akan ditutup karena kebakaran hutan sudah masuk ke sana.

Seorang teman meminta saya menemaninya untuk mengambil barang-barang di rumahnya yang berada di Tumbarumba. Namun saat hendak memasuki area pemukimannya, polisi menahan kami dan mengatakan kalau api mungkin sudah membakar hangus rumahnya. Mendengar perkataannya membuat kami berdua langsung mendadak lemas.

Bingung, lelah, dan lapar. Kami lalu diarahkan menuju pos pengungsian di Memorial Hall Tumbarumba. Setibanya di sana, kami langsung diberi makanan dan keperluan mandi.

Walau judulnya pos pengungsian, namun masakan yang dihidangkan di sini tidak asal-asalan. Gizinya sangat diperhatikan. Menatap menu yang disediakan membuat saya jadi malu sendiri, karena terlalu banyak makan mie instan setiap hari hehe… (Viana/pkl/net)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================