BOGOR TODAY – Pemerintah Kota Bogor bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan para tokoh lintas agama menggelar ‘Renungan dan Doa Bersama Akhir Tahun’ di Balai Kota Bogor, Kamis (31/12/2020). Para Forkopimda dan tokoh lintas agama secara bergantian menyampaikan pandangannya terkait apa yang terjadi selama 2020 dan harapan di 2021 sebagai bahan renungan dan evaluasi. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, 2020 merupakan ujian keimanan bagi kita semua. “Karena itu penting bagi kita semua untuk bermuhasabah mengevaluasi bersama-sama secara keimanan bersama tokoh lintas agama. Tujuannya agar melangkah menuju 2021 kita memiliki bekal keimanan yang lebih kuat dan kebersamaan yang lebih kuat,” ungkap Bima. “Ini adalah simbol kebersamaan kita, simbol bagi keinginan kita untuk terus menguatkan keimanan dan kebersamaan kita,” tambahnya. Ke depan, lanjut Bima, pertarungan melawan Covid-19 masih panjang. Untuk itu, para tokoh agama bersama pemerintah akan terus membangun komunikasi kepada warga semua agar bisa memahami apa yang harus dilakukan terkait dengan Covid-19. “2020 berat sekali, tetapi Alhamdulillah banyak indikasi yang menunjukan bahwa kita sudah rebound secara ekonomi. Tetapi secara kesehatan masih harus kerja keras. Mudah-mudahan vaksin lancar dan protokol kesehatan semakin dikuatkan. Kami juga mengimbau agar warga melewati malam pergantian tahun ini dengan tawadhu, tidak ada perayaan-perayaan. Ini masanya prihatin, masanya menguatkan keimanan dan mendekatkan kepada keluarga,” ujarnya. Senada, Danrem 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi menyampaikan bahwa pada momen pergantian tahun ini kebersamaan harus dikuatkan guna mencegah terjadinya perpecahan bangsa. Pasalnya, kondisi negara kita yang memiliki keragaman, baik agama dan budaya. “Harus ingat, NKRI sudah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Kalau kita merasa NKRI, mari kita dukung bersama-sama. Seluruh agama, seluruh suku bangsa di Indonesia sudah setuju dan sependapat, mari kita laksanakan. Kita sama-sama harus menjaga dan menghormati itu,” katanya. Ia juga mengingatkan agar masyarakat bijak menyikapi paham-paham yang berpotensi menimbulkan perpecahan. “Tidak ada negara lain di atas NKRI. Tidak ada apapun itu, tidak ada khilafah, komunis, RMS, OPM, tapi hanya ada satu NKRI. Tugas kami memastikan itu bisa tetap terjaga sampai kapanpun,” tegasnya. “Kalau kita kompak, semua masalah akan selesai, semua kesulitan akan selesai, apalagi ditambah dengan doa bersama, doa yang tulus dan ini adalah momen yang tepat menjelang tahun yang baru. Mari kita sama-sama memanjatkan doa supaya kita selalu diberikan kesehatan dan keselamatan, negara Indonesia diberikan kedamaian dan keharmonisan,” ajaknya. Sementara itu, KH Mustofa Abdullah Bin Nuh memaknai pergantian tahun sebagai momentum evaluasi diri. “Maka menghadapi pergantian tahun ini, kita sesungguhnya umat yang beragama dan beriman tidak merayakannya dengan pesta pora tapi justru memperingatinya bahwa kita sedang mengalami kehabisan waktu. Tahun demi tahun berlalu, artinya umur kita semakin berkurang,” ujar Mustofa. “Kita berharap kepada Tuhan yang maha kuasa agar tahun 2020 kemarin segala kekurangan kita ditambal dan jadikanlah berbagai musibah yang terjadi di 2020 memberi hikmah tersendiri bagi kita dan menjadi ladang pahala bagi kita semua. Apakah itu konflik, apakah itu ormas-ormas yang menciptakan kerusuhan, apakah itu krisis ekonomi dan lain sebagainya, kalau kita hadapi dengan penuh keimanan, itu akan menjadi ladang pahala,” harapnya. (Heri)
BACA JUGA :  Sebagai Kandidat Terbaik Partai Golkar, Jaro Ade Didaftarkan Calon Bupati Bogor
Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================