BOGOR TODAY – Pendongeng merupakan salah satu profesi yang terdampak langsung dari wabah covid-19. Namun bukan lantas dijadikan alasan untuk diam dan terpuruk.

Seperti yang dilakukan oleh Kang Didin, salah satu pendongeng Nasional warga
Perumahan Bukit Asri, Ciomas, Kabupaten Bogor, yang membuat beberapa program di masa pandemi yang tetap dapat bisa dinikmati anak-anak dan orangtua dari rumah masing-masing atau secara virtual namun masih tetap bisa berinteraksi.

Baca Juga : Gemar Makan Ikan Bisa Tekan Angka Stunting

“Karena ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, tema yang disampaikan seputar ibadah puasa. Pesertanya pun tak hanya anak TK atau SD melainkan dari berbagai jenjang dari SMP hingga SMA di sejumlah daerah di Indonesia hingga mancanegara seperti Jepang dan Australia,” ujar pemilik nama asli Rohidin itu saat ditemui dikediamannya, Minggu (18/4/2021).

Sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia, kata dia, dirinya sempat terpuruk karena kebijakan pemerintah tentang larangan kegiatan yang bersifat tatap muka. Tak patah semangat, seribu cara dilakukan agar dongeng tetap eksis dan dapat dinikmati meski di masa pandemi.

BACA JUGA :  Kebakaran Hangsukan Kapal Wisata Sea Safari 7 di Perairan Labuan Bajo

Baca Juga : Polisi Beberkan Penyebab Kebakaran Toko Tektile Pasar Cibinong

“Saat itu jadwal mendongeng sangat padat, tiba-tiba wabah covid-19 menyebar di Bogor. Pandemi ini kan tidak bisa kita prediksi,” tutur Kang Didin.

Pilihan sebagai pendongeng yang sudah ia tekuni sejak 2012 lalu, ia ambil karena merasa prihatinan akan kelestarian dongeng di jaman yang serba digital ini.

Menurutnya, anak-anak Indonesia terutama di Bogor lebih tertarik dengan gadget-nya atau handphone, bahkan dongeng yang menurut mereka (anak-anak) hal yang membosankan. Padahal dengan mendengar dongeng anak bisa menjadi cerdas, dan dongeng adalah budaya yang diturunkan nenek moyang yang harus dijaga.

Baca Juga : Mantan Anggota Polisi Rampok Rumah Modusnya Penggerebekan Narkoba

BACA JUGA :  Tim Bulu Tangkis Indonesia Putri Juara Runner Up Piala Uber 2024

“Pernah saya mendongeng dihadapan anak-anak SMA, ditengah lapangan yang saat itu cuaca sedang terik. Saya berpikir bagaimana ketika saya mendongeng anak-anak itu tidak meninggalkan lapangan dan tetap mendengarkan. Alhamdulilah, mereka tertarik dengan apa yang saya sampaikan. Sampai kepala sekolahnya takjub,”kisahnya.

Dengan julukan pendekar oleh banyak orang dilatari karena bentuk fisiknya yang pendek, gendut dan kekar. Yang jika disingkat menjadi kata pendekar. Selain itu, saat membawakan dongeng, ia sering menirukan gaya layaknya seorang pendekar.

Baca Juga : Penyaluran BST di Cikaret Abaikan Prokes Petugas Tak Dibekali Thermogun

Dirinya berharap, kedepan dapat menyebar virus mematikan agar orangtua mau mendongeng kepada anak karena banyak orangtua tidak suka mendongeng.

“harapan Kang Didin ingin membuat gerakan wajib mendongeng, supaya dongeng yang merupakan warisan nenek moyang kita tetap terjaga,” tutupnya.
(B. Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================