BOGOR TODAY – Pandemi Covid-19 membuat segala hal yang berbau offline menjadi online (daring) menjadi marak. Kuliah, sekolah, bekerja dan beribadah pun kini dilakukan secara online.

Pola masyarakat yang selama ini serba offline kini mulai berubah dan terbiasa dengan segala hal yang berbau online. Pekerjaan pun dikoordinasikan secara online. Tak mengherankan saat ini banyak sekali platform online yang menjadi sarana penunjang aktivitas kuliah, sekolah, bekerja dan beribadah bisa dilakukan secara online.

Baca juga : Pasien Covid 19 Dihakimi Massa, Polisi Ungkap Fakta

Meski tak melakukan tatap muka, etika atau tata krama saat melakukan virtual meeting tetap harus dijadikan nomor satu oleh para peserta.

Terkait itu, sejumlah mahasiswa Universitas IPB yang tergabung dalam Kelompok Bogorkab42 menggelar pelatihan kepada masyarakat Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 27 Maret 2024

Pelatihan Webinar Ci-Talks Series 1 ini mengusung tema “Sikap cerdas ketika melakukan virtual meeting pada era pandemi Covid-19” dengan menghadirkan narusumber Pardi Pay yang merupakan pengurus Forest Watch Indonesia sekaligus alumni dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan – IPB.

Ketua Kelompok Bogorkab42, Jauhar Zainalarifin mengungkapkan bahwa Webinar ini bertujuan untuk membuka wawasan dan menginspirasi masyarakat Desa Cikarawang mengenai sikap dan etika ketika melakukan virtual meeting.

Menurutnya, virtual meeting merupakan salah satu cara yang sangat efektif dalam melakukan komunikasi selama era pandemi Covid-19 karena dapat mengurangi mobilisasi secara fisik, mengurangi orang berkerumunan atau berkumpul, serta penggunaannya yang cukup fleksibel.

BACA JUGA :  Menu Sahur dengan Sambal Goreng Tahu dan Krecek yang Pedas dan Gurih Bikin Nagih

Namun kata dia, penerapan virtual meeting yang biasa dilakukan dinilai kurang maksimal, sehingga perlu dilakukan edukasi agar penerapannya dapat optimal. Permasalahan yang biasa ditimbulkan seperti penampilan yang kurang baik, lokasi yang kurang sesuai, kegiatan yang dapat mengganggu acara seperti makan atau minum, suara yang dapat mengganggu (noise), kehadiran yang kurang tepat waktu, serta kurang diperhatikannya isi dari pembahasan yang sedang berjalan.

“Permasalahan itu diharapkan diedukasi kepada peserta serta diberikan tips dan trik agar dapat melakukan virtual meeting dengan baik,” ungkap Jauhar dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/7/2021).

Baca juga : Rio Waida Kejar Peselancar Selandia Baru

============================================================
============================================================
============================================================