Oleh : Heru B Setyawan (Guru Purna Bakti SMA Pesat School Of Talent)

SUDAH 93 tahun bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, yaitu sejak 28 Oktober 1920. Sumpah Pemuda adalah tonggak yang membakar persatuan dan semangat pemuda waktu itu untuk menempuh perjalanan panjang menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Adapun isi asli dari Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia, Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia, Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Peristiwa yang luar biasa ini, otomatis menginspirasi pemuda pada peristiwa luar biasa yang lain, seperti, peristiwa rengas Dengklok, yaitu peristiwa semangat dan tuntutan golongan pemuda kepada golongan tua untuk segera mempercepat memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Ada juga demo besar-besaran dari mahasiswa dan kaum muda  yang menuntut Bung Karno mundur, karena tidak mau membubarkan PKI. Serta peristiwa reformasi yang membuat Soeharto mengundurkan diri, karena demo mahasiswa dan kaum pemuda yang sampai menduduki gedung DPR dan MPR untuk menuntut Soeharto mundur karena KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta pelanggaran HAM yang banyak terjadi pada masa pemerintahanya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Cah Kangkung Saus Tiram yang Lebih Sedap Bikin Ketagihan

Itu semua adalah peran pemuda dengan semangat perjuangan yang luar biasa, pantang menyerah, dan tidak kenal kata mundur, sebagai ciri khas pemuda. Atau kalau bahasa sekarang dengan julukan gas pol, jika mempunyai keinginan dan tujuan.

Tapi setelah jaman reformasi yang ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas dan terjadinya globalisasi secara mendunia, maka semangat persatuan bangsa Indonesia juga menurun.

Hal ini terbukti dengan lepasnya Timor Timur dari pangkuan ibu pertiwi, Aceh ingin merdeka dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Alhamdulillah bisa diselesaikan oleh pemerintah lewat peran hebat Wapres Jusuf Kalla (JK), sehingga Aceh tetap setia kepada NKRI dengan memakai Syariat Islam sebagai solusinya.

Yang menyedihkan adalah sampai sekarang persoalan OPM (Organisasi Papua Merdeka) belum selesai, alias OPM tetap ingin merdeka, dan pemerintah belum bisa mengatasinya, padahal sudah banyak makan korban. Apa butuh bantuan dari JK agar selesai masalah ini, seperti GAM di Aceh?

BACA JUGA :  Tak Terima Pacar Diganggu, Pemuda di Lampung Tengah Tusuk Remaja hingga Tewas

Di kalangan pelajar persatuan juga menurun, terbukti dengan masih adanya korban tawuran yang berjatuhan, bahkan tawuran kadang terjadi antar kampung yang dilakukan oleh orang dewasa dan tua.

Untuk bidang politik tidak kalah parahnya, yaitu banyaknya Partai Politik (Parpol) yang saling berebut dan berantem untuk memperebutkan menjadi pengurus Parpol. Atau terjadi adanya 2 pengurus Parpol. Ini dialami oleh Parpol PDIP, Golkar, PPP, Hanura, PKB, Berkarya dan yang terakhir Demokrat.

Bidang ekonomi juga tidak ada persatuan antara oligarki dengan pedagang kecil, banyak minimarket terdapat di kampung dan desa, sehingga mengancam keberadaan warung-warung kecil tetangga kita.

Maka dengan semangat Sumpah Pemuda, kita wujudkan persatuan bangsa Indonesia kembali dengan, ayo sekarang yang mayoritas melindungi yang minoritas, sedang yang minoritas menghormati yang mayoritas. Yang kaya membantu yang kurang beruntung (kaum duafa), sementara yang duafa mendoakan yang kaya. Yang berilmu berbagi kepada yang tidak berilmu, sedang yang tidak berilmu berterima kasih dengan melayani kepada yang berilmu. Jayalah Indonesiaku. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================