Selain jenis-jenis burung, ada ular dan tumbuh-tumbuhan khas bebatuan gamping, serta potensi dari jejak geologi dan biologi di kawasan Pasir Sinala atau Gunung Kapur Ciampea itu, ada jejak artefak kehidupan di masa silam Leluhur Bangsa Indonesia.
“Dengan data yang ada hasil observasi, survey dan pendataan potensi oleh Prajurit KOPASSUS dan para relawan dan hasil data-data sebelumnya, kawasan karst Ciampea yang tersisa harus diselamatkan. Dan itu harus dijaga dan lestarikan menjadi kawasan Ekowisata ( wiasta berbasis pendidikan) atau menjadi bagian Geopark di wilayah Bogor,” tegas Wiwid.
Selain itu, Rimba bersama dengan KOPASSUS akan terus berupaya untuk ikut serta berperan aktif dalam penyelamatan kawsan Karst Ciampea dan siap sedia selalu untuk berkolaborasi dengan berbagai lintas komunitas, baik komunitas penggiat alam maupun komunitas penggiat budaya, untuk menjaga dan melestarikan alam hususnya Gunung Kapur Ciampea.
“Seperti pesan bapak Pendiri RIMBA, Bapak Mayjen TNI Mohamad Hasan Danjen KOPASSUS kepada kami para Relawan yang mengatakan dengan tegas bahwa Kita Jaga Alam – Alam Jaga Kita, janganlah mengkapitalisasi alam, agar alam memberi manfaat buat kita semua.” Ujarnya.
Dia berharap semua lapisan masyarakat bisa ikut berperan aktif dalam upaya penyelamatan kawasan karst Ciampea tetap lestari.
“Yang bisa menjadi ketahanan dan pertahanan masyarakat Bogor yang berbasis sumber daya alam yang lestari dan kebudayaan,” tutupnya. (Didin/CR)