Mengadopsi Boneka Arwah

BOGOR-TODAY.COM – Sejumlah selebriti tanah air akhir-akhir ini menjadi sorotan publik lantaran mengadopsi boneka arwah atau spirit doll. Ada beberapa kalangan yang mengaitkan boneka arwah  dengan hal berbau mistis.

Namun, rupanya fenomena boneka arwah ini bukan sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan selebriti.

Lalu, apa kata psikolog terkait fenomena yang tengah hangat belakangan ini.

Melansir, Wowkereen.com, Rabu (5/2/2021) Psikolog Intan Erlita sekaligus presenter mengaku khawatir bilamana fenomena yang bermula dari rekan artis ini bisa mempengaruhi masyarakat luas.

Pasalnya, kata dia publik figur cenderung memiliki banyak penggemar sehingga merupakan contoh bagi khalayak umum.

Dengan demikian, pihaknya mengaku khawatir jika terdapat beberapa masyarakat yang mencontoh perilaku artis tersebut dan tak bisa mengendalikan dirinya ke keadaan normal.

“Dan tentunya kita tahu ketika kita punya banyak followers sehingga ada tanggung jawab sendiri.”kata Intan.

Menurutnya, seseorang yang menganggap benda mati seperti teman hidup beberapa di antara mereka memiliki gangguan kejiwaan.

Namun, tak semua orang seperti itu, Intan mengatakan harus melakukan observasi lebih dalam untuk meyakini apakah benar orang tersebut memiliki gangguan mental dan sebagainya.

“Apakah ada dalam kondisi kejiwaan gitu ya yang terkait dalam seseorang yang menganggap benda mati atau mainan atau apapun bentuknya gitu ya sebagai teman hidup atau sahabat dan itu menjadi sebuah kelainan itu ada,” papar Intan.

BACA JUGA :  Santri di Bogor Lapor Polisi Usai jadi Korban Penganiayaan Seniornya, Sempat Dilempar Botol Beling

Seorang psikolog perlu mendiagnosa apakah sosok yang memuja benda mati itu memang sedang mengalami tekanan batin atau sebagainya.

Ia tak bisa menyimpulkan dari hanya melihat atau mendengar cerita dari orang lain.

“Tetapi tentunya kita ketika mendiagnosa seseorang itu gak bisa hanya berdasarkan kacamata ya,” pungkasnya.

“Kita harus bertemu dengan orangnya kita mendiagnosa kemudian kita lihat sejauh mana levelnya dia nanti kita dari situ bisa menyimpulkan.”

Sementara, Pemerhati budaya Universitas Sebelas (UNS) Solo Tundjung Wahadi Sutirto mengatakan dalam mitologi Jawa ada perilaku supranatural menggunakan media visual, seperti boneka, untuk berdialog dengan entitas arwah. Bahkan, di daerah lain juga terdapat fenomena permainan supranatural dengan menggunakan boneka atau visualisasi wujud manusia.

Ia mencontohkan, di kebudayaan Jawa boneka yang dipercaya sebagai media mendatangkan arwah adalah Jalangkung. Sedangkan di daerah lain disebut Nini Thowok atau Nini Thowong.

“Jalangkung itu terbuat dari gayung atau di Jawa disebut dengan siwur (alat untuk mandi) yang terbuat dari bathok (kulit kelapa) dan diberikan ragangan kayu untuk tangan. Kalau Jalangkung itu dipersonifikasikan sebagai figur laki-laki, maka boneka arwah yang personifikasinya perempuan disebut Nini Thowok,” ujar Tundjung.

BACA JUGA :  Polisi Ungkap Kronologi Kecelakaan Beruntun di Ciampea Bogor

Dikatakannya, keberadaan boneka arwah dalam mitologi Jawa erat kaitannya dengan perkembangan animisme dan dinamisme. Dalam berbagai khasanah dan pustaka sejarah, disebutkan sejak zaman Mesolitikum sudah muncul kepercayaan terhadap kekuatan roh.

Kemudian hadirnya paham Hindu-Budha semakin memperkaya kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya sudah ada. Hal ini mendorong manusia untuk hidup dan membangun harmonisasi dengan entitas roh.

Hasil harmonisasi itu yang kemudian melahirkan perilaku menghadirkan roh dalam visualisasi diri orang dan boneka atau benda bertuah. “Dalam tradisi seni pertunjukkan menghadirkan roh dalam penampilannya banyak dijumpai di Jawa, seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang dan sebagainya,” kata Tundjung.

Ia menyampaikan, kisah dalam dunia pewayangan juga memperkuat kepercayaan penjelmaan roh pada alam kehidupan duniawi. Tidak hanya itu, Tundjung menyebut ada boneka arwah bernama Ca Lai Gong dalam kebudayaan Tiongkok yang turut dipercaya dapat menghadirkan arwah. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================