Gerakan kolekte sampah Inonesia
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati.

BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Permasalahan sampah yang ada di laut dari hari ke hari semakin tak terbendung. Hal ini menimbulkan dampak kerusakan luar biasa pada kehidupan laut. Selain mengotori lautan, sampah juga termakan dan meracuni hewan-hewan laut.

Oleh sebab itu, Direktorat Pengurangan Sampah Laut bekerjasama dengan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut dan Keuskupan Bogor meluncurkan Gerakan Kolekte Sampah Indonesia di Gereja Katedral, Kota Bogor, Kamis (3/3/2022).

Peluncuran Gerakan Kolekte Sampah Indonesia, selain dalam rangka mencapai target pengurangan sampah plastik ke laut sebesar 70 persen pada tahun 2025 mendatang juga merupakan bagian dari Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022.

Sebagai informasi, Gerakan Kolekte Sampah Indonesia merupakan pengembangan dari kegiatan Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI).

BACA JUGA :  8 Penyebab Susah Turunkan Berat Badan, Simak Ini

Gerakan kolekte sampah indonesia

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati menyebut Gerakan Kolekte Sampah Indonesia itu adalah guna memberikan kontribusi pengurangan sampah yang ditargetkan dalam kebijakan strategi nasional pengurangan sedikitnya 30 persen dan 70 persen penanganan.

“Target itu tercantum dalam peraturan presiden Nomor 97 Tahun 2017 yang memerintahkan agar seluruh provinsi kabupaten/kota memberikan kontribusi pada 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan,” kata Rosa Vivien kepada wartawan.

Dengan demikian, dirinya berharap dari Gerakan Kolekte Sampah Indonesia yang berada di keuskupan Bogor itu dapat memberikan kontribusi dan Direkomisi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) sehingga dapat dihitung nilai pengurangan sampah dari gerakan itu.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, Pemkab Bogor Hadirkan Layanan KB Serentak di 40 Kecamatan se-Kabupaten Bogor

Ditempat yang sama, Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sinta Saptarina mengatakan bahwa seiring bertambahnya data kependudukan jumlah sampah semakin bertambah. Sehingga menurutnya membutuhkan perhatian yang serius karena dampak timbulan sampah sepeti plastik, kaca, logam hingga elektornik di jalanan yang terus berlarut-larut.

KLHK terus melakukan beragam upaya dengan berkolaborasi yang melibatkan semua pihak untuk menyelesaikan persoalan sampah termasuk pendekatan secara keagamaan yang saat ini berbasis gereja yang semula berbasis masjid pada April tahun 2021 lalu.

============================================================
============================================================
============================================================