“Gerakan ini menjadi kampanye yang baik, ketika pertumbuhan dan pertambahan sejumlah masjid semakin banyak, sehingg sedekah sampah menjadi inisiatif yang revolusioner dalam mendorong perubahan peningkatan melalui pendekatan secara keagamaan,’ beber Sinta.

Berdasarkan catatannya, pada tahun 2020 tercatat terdapat 58.37 gereja Kristen, 12.764 gereja katolik, 14.665 pura, 2.265 Vihara dan 1.763 kelenteng yang menjadi target untuk menerapkan Gerakan Kolekte Sampah. Untuk di Bogor, kata Sinta sudah ada lima gereja keuskupan Bogor dan lima di Jakarta yang menerapkan Gerakan Kolekte Sampah.

Jika seluruh rumah ibadah menerapkan Gerakan itu, sambung Sinta maka perubahan di masyarakat akan semakin masif. Sudah ada 5 gereja keuskupan Bogor dan lima di Jakarta yang menerapkan Gerakan Kolekte Sampah.

“Jumlah ini, semoga bisa semakin bertambah dan mudah-mudahan dengan peluncuran gerakan ini bisa menggerakan semua pihak gereja dan rumah ibadah lainnya,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Sekda Syarifah Sofiah Hadiri Halalbihalal PCNU Kota Bogor

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Christine Halim mendukung penuh gerakan tersebut. Karena menurutnya, Gerakan kolekte sampah itu merupakan gerakan yang sangat revolusioner, karena, dirinya yang berkecimpung di sektor daur ulang plastik sangat diuntungkan, sebab dengan adanya gerakan kolekte sampah dapat menghidupi banyak orang dari hulu ke hilir terutama dari pemulung, bank sampah, serta lapak-lapak.

“Dari ADUPI tentunya sangat mendukung karena sampah yang anda buang sembarangan yang tidak terkelola dengan baik. Bagi kami itu adalah bahan baku dan itu banyak sekali menghidupi yang bekerja disektor industri daur ulang dan industri seperti kami,” ujar Christine.

Di bawah industri daur ulang, Christine melanjutkan terdapat 3 juta pemulung serta 3,8 juta pekerja yang bergelut di bidang industri ini, dari jumlah itu, Christine mengaku sudah mampu memasok 1 juta ton bahan baku plastik untuk kebutuhan nasional di Indonesia.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sop Buntut Sapi yang Empuk Dijamin Menggugah Selera

Kata dia, kebutuhan total Indonesia akan bahan baku plastik adalah 7 juta ton, sementara saat ini Indonesia masih mengandalkan impor material plastik original sebesar 50 persen dari luar negeri.

Apabila gerakan kolekte sampah ini dilakukan secara masif dan lintas agama, Christine menambahkan tentunya itu akan menghemat devisa dari negara Indonesia yang selama ini hanya mengandalkan dengan membeli barang impor.

“Tentunya dengan adanya gerakan ini, akan sangat menguntungkan bagi negara, masyarakat dan kita bisa mendapatkan barang yang lebih murah, dimana sirkular ekonominya akan berputar didalam masyarakat kita,” tutup Christine. (B. Supriyadi)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================