Selain itu, merokok juga dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit rematik yang lebih berbahaya.
- Obesitas
Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami rematik. Dalam studi juga ditemukan, menyebutkan bahwa semakin gemuk seseorang, maka semakin tinggi juga risiko terhadap rematik.
Hal itu karena obesitas mungkin dapat mengembangkan rematik sebab adanya beban atau tekanan berlebih yang ditopang oleh sendi-sendi pada tubuh.
- Faktor keturunan
Orang yang terlahir dengan gen genotipe human leukocyte antigen (HLA) kelas II dapat membuat rematik seseorang bertambah parah.
Selain itu, risiko rematik akan semakin tinggi jika gen-gen tersebut terpapar pada faktor lingkungan, seperti merokok, atau saat mengalami obesitas.
Oleh sebab itu, menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi minuman sehat dapat dilakukan untuk membuat risiko terkena rematik semakin tinggi.
- Usia
Merujuk CDC, rematik dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering menyerang usia paruh baya. Penyakit ini kemungkinan meningkat dengan bertambahnya usia.
Kondisi ini normal terjadi, sebab semakin tua, fungsi tubuh setiap orang akan makin menurun, termasuk fungsi sendi.
- Jenis kelamin
Dalam laman Medicalnewstoday, wanita dilaporkan cenderung memiliki risiko mengalami rematik 2-3 kali lebih besar ketimbang pria. Hal itu karena pada wanita, ada hubungan antara hormon dan timbulnya rematik.
Wanita diketahui memiliki hormon estrogen yang terkadang dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sistem kekebalan tubuh atau sistem imun sehingga salah satunya bisa mengembangkan radang sendi.