musang luwak
Horizontal sunny nature background with Asian Palm Civet (Civet cat).

BOGOR-TODAY.COM – Bagi penikmat kopi, musang luwak (Asian palm civet) adalah anugerah. Dari kotoran hewan inilah tercipta kopi bercita rasa tinggi yang dikenal dengan nama kopi luwak.

Hewan yang memiliki ukuran seperti kucing ini memiliki nama ilmiah Paradoxurus hermaphroditus. Singapore Biodiversity menjelaskan, nama ilmiahnya diberikan oleh Frédéric Curvier pada 1821.

“Paradoxurus” sebenarnya mengacu pada ekor paradoks musang, yang dianggap bertindak seperti kaki kelima. Sedangkan julukan spesies “hermaphroditus”, diambil dari kata hermaprodit, yaitu Dewa Yunani.

BACA JUGA :  Tim Putra Indonesia Tumbang Oleh Korea Selatan di Perempat Final Asian Games 2022

Lalu bagaimana musang luwak bisa menghasilkan kopi super enak?

Berdasarkan laporan Sciencedirect, kopi luwak memiliki cita rasa unik dan kadar keasaman rendah, karena hasil fermentasi di dalam perut musang luwak yang dikeluarkan bersama kotoran dalam bentuk biji (green bean).

Musang hanya memilih biji yang matang dan manis.

“Saluran pencernaannya menghilangkan daging buah dan lendir,” tulis laporan tersebut.

Perbedaan utama dengan proses basah adalah mikroorganisme yang ada pada hewan tidak sama dengan yang ditemukan pada fermentasi.

BACA JUGA :  Sanggoe Atlet Skateboard Indonesia Sukses Raih Medali Perak Asian Games 2022

Proses pencernaan musang luwak memakan waktu sekitar 12 hingga 24 jam. Setelah itu, kotorannya berupa biji dikumpulkan, direndam dan dicuci, lalu dijemur.

“Biji hasil kotoran musang luwak ini memiliki kandungan asam malat dan asam sitrat, sehingga digunakan sebagai sidik jari kimiawi untuk melacak dan mengidentifikasi kopi luwak asli dari biji campuran atau palsu.”