lansia
Ilustrasi. Foto : Freepik.com

BOGOR-TODAY.COM – Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa lansia yang mengalami obesitas perlu memberikan perhatian lebih terhadap kualitas tidur mereka.

Jika tidur mereka tidak berkualitas, kondisi kesehatan mereka mungkin akan terpengaruh, seperti yang dilaporkan oleh Medical Xpress, Minggu (14/10/2023). Para lansia ini cenderung memiliki lebih sedikit kekuatan dan massa otot di tubuh bagian kaki dan lengan, serta memiliki lebih banyak lemak tubuh. Ketika tidur mereka terganggu, risiko gejala kecemasan dan depresi juga meningkat.

Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas São Paulo (USP) di Brasil dan telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports. Selama beberapa dekade terakhir, jumlah lansia yang mengalami obesitas telah mengalami peningkatan yang signifikan.

BACA JUGA :  Ruang Baca dan Auditorium di Perpustakaan Kota Bogor Gunakan Nama Tokoh

Di Brasil, prevalensi kelebihan berat badan pada individu berusia 60 tahun ke atas telah meningkat dari 53,7 persen pada tahun 2006 menjadi 60,4 persen pada tahun 2019, atau sekitar 1,16 persen per tahun. Sementara itu, tingkat obesitas meningkat dari 16,1 persen menjadi 20,8 persen.

Orang yang berusia 80 tahun ke atas, baik pria maupun wanita, paling banyak mengalami masalah kelebihan berat badan. Sementara obesitas mengalami peningkatan paling signifikan pada kelompok usia 70-79 tahun.

Penulis studi, Hamilton Roschel, menggambarkan kombinasi antara penuaan populasi dan peningkatan obesitas di kalangan lansia sebagai situasi yang tidak menguntungkan.

BACA JUGA :  Pencuri Sepeda Motor di Bogor Kepergok Warga, Pelaku Bawa Pistol Mainan

Banyak di antara mereka seringkali mengalami gangguan tidur, kehilangan kekuatan otot, serta masalah kesehatan mental. Roschel menekankan bahwa penting untuk diingat bahwa kualitas tidur adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan masyarakat secara umum.

Untuk menyelidiki korelasi antara kualitas tidur dan aspek kesehatan mental dan fisik pada lansia yang mengalami obesitas, tim peneliti melibatkan 95 partisipan, baik pria maupun wanita, yang berusia 65 tahun atau lebih.

============================================================
============================================================
============================================================