JOKOWI LEBIH ELOK JIKA BELAJAR KE SBY DAN MEGAWATI

HERU_OPINI
Heru B Setyawan penulis opini dengan judul “Kematian Nasihat Terbaik Bagi Kita Yang Masih Hidup”. (FOTO : IST)

Oleh : Heru B Setyawan

KEBANYAKAN dari kita termasuk penulis tidak tahu atas kelemahan atau kekurangan diri kita sendiri, ini juga dialami oleh bapak Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI Ke 7.

Hal ini terjadi saat beliau ikut cawe-cawe, sehingga putra sulungnya Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Banyak orang tertawa terpingkal-pingkal mengetahui kejadian ini, bahkan teman penulis sempat nyelutuh, wah masih mending bro Kaesang Pangarep jadi Ketum PSI, asal jangan Jan Enthes (Cucu Jokowi) yang jadi Ketumnya itu baru terlalu.

Nah sekarang Jokowi membuat blunder lagi, yaitu merencanakan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024. Cawe-cawe Jokowi kali ini justru lebih lucu dari pada yang cawe-cawe yang pertama tadi.

Dan hal ini menjadi kenyataan setelah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, resmi mengumumkan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal calon wakil presidennya (22/10).

BACA JUGA :  Pemkab Bogor Ajak Pengelola Statistik Sektoral se-Kabupaten Bogor Wujudkan Kapasitas Mutu Data Statistik Sektoral

Sebelumnya Partai Golkar lewat Ketua Umumnya Airlangga Hartanto juga mencalonkan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo Subianto saat Rapimnas Partai Golkar.

Bahkan Ahok salah satu orang dekat Jokowi juga tidak setuju jika Gibran jadi cawapres, karena dinilai kurang pengalaman, dan Ahok menambahkan jangan coba-coba dan main-main dengan urusan Pilpres.

Suara anak muda kebanyakan juga begitu, Gibran masih terlalu muda dan belum pernah menjadi gubernur seperti bapaknya, kok tiba-tiba jadi cawapres.

Adalah lebih elok jika Jokowi belajar ke SBY dan Megawati, coba kurang hebatnya apa seorang AHY, muda ganteng pinter, putra mantan presiden, mantan TNI, tapi tetap kalah saat ikut Pilkada DKI Jakarta.

Maka AHY terus berkeliling ke Indonesia untuk menyerap aspirasi rakyat sambil sosialisasi diri ke rakyat, kemudian AHY jadi Ketua Umum Partai Demokrat secara musyawarah saat Kongres Partai Demokrat.

BACA JUGA :  9 Ruko dan 1 Kafe di Nabire Papua Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

Kemudian gambung dengan koalisi Perubahan Untuk Persatuan Anies Baswedan dan sudah dipercaya untuk menjadi cawapresnya Anies Baswedan.

Tapi batal, karena Koalisi ini lebih memilih Cak Imin yang diperkirakan bisa menambah secara sifnifikan suara Anies di Jawa Timur, disbanding jika memilih AHY sebagai cawapres. AHY saja gagal menjadi cawapres apalagi Gibran.

Apalagi Puan Maharani, kurang apanya cucu Proklamator Bung Karno, putri mantan Presiden Megawati, lama menjabat sebagai pengurus DPP PDIP, pernah jadi menterinya Jokowi dan sekarang jadi Ketua DPR.

Megawati pengalaman dan tahu diri, Puan Maharani belum layak dan laku untuk dijual sebagai cawapres.

La ini Gibran yang hanya pengalaman 2 tahun sebagai walikota, dan masih belum banyak pengalaman dalam dunia politik. Jayalah Indonesiaku. ***

 

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================