DSC_2047CIBINONG, TODAY– Sulitnya meningkatkan angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupat­en Bogor tak lepas dari minim­nya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya hingga lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau wajib belajar sembi­lan tahun.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, TB Luthfie Syam mengungkapkan, alasan masyarakat yang tidak mengu­tamakan sekolah tak lepas dari tingginya biaya untuk menem­puh pendidikan yang layak.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, Pemkab Bogor Hadirkan Layanan KB Serentak di 40 Kecamatan se-Kabupaten Bogor

Selain itu, Luthfie memperki­rakan masih adanya kesenjangan antara lulusan SD dengan keterse­diaan bangku di SMP. Namun, itu bukanlah alasan utama, karena masih ada sekolah-sekolah swasta hingga program kejar paket.

“Kalau masalahnya ada di kurangnya ruang belajar, kan bisa dibikin dua shift pagi dan siang. Nah, pemerintah bisa saja menambah insentif untuk guru-gurunya kalau ada penambahan jam mengajar. Tapi, masalahnya tidak semudah itu, banyak faktor-faktor lain,” kata Luthfie, Rabu (18/5/2016).

BACA JUGA :  Mahkota Binokasih dan Artefak Perjalanan Islam Dipamerkan di Perpustakaan Kota Bogor

Saat ini, Disdik masih mengin­vestarisir data-data kekurangan ruang belajr di Kabupaten Bogor. Termasuk berkoordinasi dengan Departemen Agama. Karena, Madrasah Tsanawiyah (MTs) pun masih kekurangan.

============================================================
============================================================
============================================================