Banyaknya penderita penyakit jantung bawaan di Indonesia dan sulitnya mendapat pelayanan jantung yang terpadu menjadi perhatian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, dengan segera membuat pusat layanan jantung terpadu.
Oleh : LATIFA FITRIA
[email protected]
Pergeseran kebiasaan hidup tidak sehat sepÂerti merokok dan menÂgonsumsi makanan tinggi kolestrol, cendeÂrung membuat risiko tinggi terkeÂna penyakit jantung. Tak sedikit usia muda yang menderita penyaÂkit mematikan nomor satu di duÂnia ini. Di Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang ternyata masih berjuang menghadapi pelÂbagai masalah kesehatan. PenyaÂkit infeksi masih menjadi prioriÂtas utama dalam pembangunan kesehatan, di sisi lain perubahan gaya hidup yang serba cepat tiÂdak menahan laju perkembangan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh pada tahun 2007, angka kematian akibat peÂnyakit jantung dan tidak menular pada tahun 1995 sebesar 41,7% meningkat menjadi 59,5% pada tahun 2007.
Berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkan dari WHO, pada tahun 2015 diperkiÂrakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa. Kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta penduduk akan meninÂggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa dalam setiap 1000 popuÂlasi sedikitnya 53 orang tewas akiÂbat serangan jantung di Indonesia tiap tahun.
Itulah sebabnya, kurangnya pelayanan terhadap penderita peÂnyakit jantung di Indonesia mendorong RSUD Kota Bogor untuk membuka pelayanan bagi pasien penyakit janÂtung dalam waktu dekat dengan menyeÂdiakan pelayanan penyakit jantung terpadu. Pihak RSUD suÂdah sangat yakin, kedepannya para penderita penyakit jantung tak perlu lagi jauh-jauh untuk memeriksa dan penanganan pada jantungnya. “Kita akan memÂbuka pelayanan jantung terpadu, nantinya akan dilengkapi fasilitas ekokardiografi atau biasa dikeÂnal dengan ultrasonografi (USG) jantung,†tutur Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Dewi Basmala.
Menurutnya, jika dilihat dari tingkat kebutuhan penderita janÂtung yang lumayan semakin banÂyak dan bertambah, dan RSUD Kota Bogor masih belum memiÂliki pelayanan jantung terpadu, oleh karenanya fasilitas pealayan jantung terpadu ini disediakan. Bekerjasama dengan Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta, pelayanan ini seÂdang dalam proses persiaÂpan, dimana n a n t i nya penderita j a n t u n g yang berÂdomis i l i di BoÂgor tak perlu jauh lagi untuk m e m e r i k Âsakan kondisi jantungnya. “InsyÂaallah, tahun 2017 nanti, RSUD Kota Bogor akan melakuÂkan kerjasama dengan Rumah Sakit Harapan Kita,†ungkapnya.
Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan para tenaga ahli yang sudah paham di bidangnya dengan melibatkan sumber daya manusia (SDA) baik dari perawat, dokter dan tenaga penunjang medis lainnya serta persiapan sarana dan prasarana yang dibuÂtuhkan untuk pelayanan jantung terpadu. “Rencananya, dalam waktu dekat ini akan ada dokter khusus penyakit jantung akan dipindahkan ke RSUD Kota Bogor. Persiapan-persiapan seperti ituÂlah yang harus segala dilakukan dalam tahun 2015 ini, agar pelayÂanan jantung terpadu dapat cepat berjalan,†pungkasnya. (*)