Hampir semua orang pernah mengalami apa yang disebut kesemutan atau kebas. Kalau sudah kesemutan, biasanya akan terasa kebal, ngilu, walau akan berangsur-angsur hilang jika kita mulai menggerak-gerakkan bagian tubuh yang kesemutan tersebut.
Oleh : RIFKY SETIADI
Email: [email protected]
Banyak orang yang menganggap enteng gejala kesemutan ini. Mungkin karena geÂÂjalanya yang kadang datang, lebih banyak tidak. MuÂÂdah datang, mudah pula hilang. Tetapi kesemutan patut diwasÂÂpadai jika kesemutan itu terjadi di satu bagian tubuh. Kemudian menjalar ke bagian tubuh lain di sekitarnya, dan kemudian memÂÂperburuk fungsi-fungsi tubuh lainnya, bisa jadi itu adalah manÂÂifestasi tumor di bagian depan otak. Sebuah penyakit amat seÂÂrius dengan gejala awal sepele.
Dalam bahasa medis, kesÂÂemutan sering disebut sebagai parestesia. Suatu sensasi yang dirasakan tanpa ada stimulus dari luar. Sensasi parestesi ini tidak hanya rasa ‘kesemutan’, namun bisa juga rasa panas, rasa seperti tertusuk-tusuk, ‘greyengan’. Rasa Kesemutan dapat dirasakan di tangan, kaki di muka, maupun di seluruh baÂÂgian tubuh kita.
Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala maniÂÂfestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak terÂÂsalur secara penuh dengan sebab macam-macam. Yang paling sederhana, misalnya, jaÂÂlan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama. Kesemutan yang tidak disertai gejala-gejala lain biasanya menandakan adanya gangguan pada reseptor di kulit atau pada cabang-cabang saraf tepi. Namun kita mesti lebih waspada jika ada gejala lain di luar kesemutan. Bukan hanya kelumpuhan, kesemutan bisa juga disertai gangguan pengliÂÂhatan, pendengaran, gabungan keduanya, atau lainnya.
Beberapa gangguan kesehaÂÂtan serius yang ditandai gejala kesemutan, antara lain radang sumsum tulang belakang (myÂÂelitis). Kesemutan yang diraÂÂsakan akan menghebat, naik dari ujung jari kaki sampai ke pusar (perut tengah). Gejalanya berkembang menjadi rasa tebal di permukaan kulit. Setelah fase ini, penderita akan mengalami kesulitan berjalan. Ini adalah gejala radang sumsum tulang belakang, yang terjadi karena serangan virus bernama cytoÂÂmegalovirus (CMV). Selain itu, Diabetes mellitus atau kencing manis. Pada penderita diabetes, kesemutan adalah gejala keruÂÂsakan pembuluh-pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung syaraf berkurang. Gejala yang dirasaÂÂkan biasanya telapak kaki terasa tebal, kadang-kadang panas, dan kesemutan di ujung jari terus-menerus. Kemudian disÂÂertai rasa nyeri yang menikam, seperti ditusuk-tusuk di ujung telapak kaki, terutama pada malam hari.
Kesemutan yang menyerang ujung jari, biasanya tangan kanan, dan kemudian berkemÂÂbang menjadi rasa tebal, saat digunakan beraktivitas, adalah gejala CTS. Gejala kesemutan ini berkaitan dengan rongga di pergelangan tangan (karpal) yang mengalami pembesaran otot-otot sehingga menekan saraf yang melewati terowongan tersebut. CTS bisa menjadi gangÂÂguan lebih serius bila didiamkan cukup lama, misalnya 1 – 2 taÂÂhun. Pada tahap ini tekanan otot sudah mengganggu aliran darah ke tangan, dengan akibat otot-otot yang mengalami kekuranÂÂgan nutrisi akan mengecil, dan melemahkan otot.
Pada penderita sakit janÂÂtung, kesemutan dapat juga timbul karena komplikasi janÂÂtung dan sarafnya. Yang terjadi misalnya, si penderita menÂÂjalani operasi pemasangan klep jantung. Saat pemasangan, ada bekuan darah menempel, yang kemudian terbawa aliran darah ke atas, dan menyumbat salah satu pembuluh darah di otak. Bila sumbatan di otak itu keÂÂbetulan mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesÂÂemutan sebelah. Bila daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan menjadi kelumpuhan. Rematik juga menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Gejala kesemuÂÂtan karena rematik akan hilang bila rematik sembuh.
Pengobatan yang diberiÂÂkan sesuai penyakit yang menÂÂdasarinya. Kesemutan yang terjadi pada penderita diabetes (Neuropati diabetik), dilakukan dengan pengontrolan gula daÂÂrah disertai obat-obatan yang bersifat neurotropik dan juga viÂÂtamin B. Namun bila kesemutan disebabkan oleh penekan saraf maka pengobatan harus dilakuÂÂkan dengan modifikasi gerakan tubuh, pemberian neurotropik, dan mungkin pada kasus yang berat dipertimbangkan uuntuk operasi.
Perlu diingat, bila kesÂÂemutan akibat penyakit stroke maka pengobatan harus segera dilakukan, misal pada stroke akibat sumbatan maka pasien harus diberikan obat pengencer darah maupun pengaturan fakÂÂtor risiko strokenya seperti hiÂÂpertensi dan kholesterol.(*)