Foto-HLPELAJAR adalah generasi pewaris bangsa yang harus terus mendapatkan pengeta­huan dan pengayaan budaya. Karenanya, melalui pelatihan membatik, diharapkan muncul kecintaan dan upaya pelestarian yang terus menerus di masa mendatang.

Oleh: RIFKY SETIADI
[email protected]

Di banyak sekolah, pakaian batik kini sudah menjadi pakaian seragam yang biasa digu­nakan. Setiap sekolah bah­kan memiliki pakaian batik khas sekolahnya. Namun begitu, tidak banyak pelajar yang mengetahui sejauh mana proses pembua­tan batik mulai dari pembuatan motif, proses pemberian lilin, pewarnaan hingga akhirnya men­jadi kain batik yang indah dan khas. Padahal, jika proses itu dikenal dan diketahui, akan muncul kebanggaan be­tapa bernilainya hasil karya anak bangsa ini.

Upaya memupuk minat kebangaan terhadap bangsa ini me­mang tengah dihidupkan dalam rangkaian acara “Gebyar Sump­ah Pemuda (GSP) ke-87” di Kota Bogor. Acara ini melibatkan partisipasi pelajar dalam berbagai bentuk kegiatan, mulai dari pertandinganbola basket, lomba gerak jalan dan pelaksanaan pengibaran bendera, seminar pendidikan hingga pelatihan mem­batik. Karenanya, sebagai elemen penting, pelajar perlu memper­siapkan diri secara aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu acara penting dalam memerankan pelajar adalah Pelatihan Membatik bagi pelajar SMA dan SMK di Aula Mila Kencana, Bogor pada Kamis (22/10/2015), mendatang.

Koordinator Pelaksana, Pratidina Kusuma W mengungkap­kan pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan GSP ke-87 yang dilontarkan oleh Kantor Pemuda dan Olahraga (Kanpora) Kota Bogor dan dikelola oleh DPD KNPI Kota Bogor dengan dukungan dari Batik Bogor Handayani Geulis. “Selama ini tidak banyak pe­lajar yang memiliki minat besar untuk menguasai pengetahuan membatik. Terlebih dalam membatik dibutuhkan ketelatenan dan kemauan. Karenanya pelatihan ini dilakukan untuk menarik minat pelajar agar mencintai karya bangsa, sekaligus merupakan upaya pelestarian yang penting dilakukan bagi generasi muda,” ungkap wanita yang masih tercatat sebagai mahasiswi Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor itu.

Dia menambahkan, dengan mendorong antusias pelajar untuk mengikuti acara ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang bangga terhadap batik sebagai salah satu aset budaya bangsa Indonesia. “Secara umum, siapa yang tidak kenal dengan batik. Bahkan dalam setiap acara penting, pakaian batik sudah men­jadi pakaian resmi dan bergengsi. Bukan cuma rakyat kalangan rakyat jelata yang biasa mengenakannya, bahkan petinggi negara termasuk Presiden Republik Indonesia juga sering memakainya. Karenanya, pelajar perlu mengetahui lebih jauh bagaimana cara pembuatannya dan seperti apa proses terciptanya asset bangsa ini,” papar Dina.

Kegiatan ini akan diikuti oleh puluhan pelajar di Kota Bogor dengan diawali tentang penjelasan mengenai proses membatik dan teknik memegang canting. Proses demi proses dan berbagai fungsi dalam batik akan disampaikan oleh pihak Batik Bogor Han­dayani Geulis kepada para pelajar. Setelah seluruh penjelasan disampaikan, tibalah waktunya para peserta praktek membatik.

Salah satu guru kesenian di Kota Bogor, Driery Anvil Permanamengungkapkan pentingnya pelajar mengenal proses dan bela­jar membatik. “Belajar membatik banyak sekali manfaatnya bagi siswa. Disamping menanamkan cinta terhadap budaya sendiri, membatik juga bisa melatih kesabaran, menjalin hubungan sosial, disiplin, ketelitian dan mengungkapkan ekspresi jiwa,” ujar lelaki yang memiliki kreativitas di bidang seni musik ini. Driery sangat setuju dan mendukung upaya pembentukan dan penanaman nilai budaya melalui berbagai kegiatan semacam ini.

============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR