Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2014 menyebutkan bahwa ada sekitar satu juta pasien dengan gangguan jiwa berkategori berat di Indonesia. Selain itu, Riskesdas 2014 juga mencatat sekitar 19 juta orang Indonesia menderita gangguan jiwa ringan. Jumlah tersebut dikabarkan meningkat drastis dibanding tahun sebelumnya yang cenderung stabil.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Pernahkah kita melihat seseorang yang biasanya ceria tiba-tiba menÂjadi murung dan terlihat sedih? Atau seorang anak yang biasanya rajin dan semangat pergi ke sekolah tiba-tiba menjadi malas dan enggan untuk masuk sekolah dan beraktivitas? Orang tua yang memiliki banÂyak keluhan nyeri di bagian-bagian tubuhnya? Itu semua adalah merupakan gejala-gejala dari suatu gangguan yang kita sebut depresi.
Saat ini depresi merupakan penyakit global, tidak memandang umur atau pun jenis kelamin, baik anak-anak, remaja, dewasa hingga tua peÂnyakit kejiwaan tersebut dapat terjadi. KhususÂnya pada zaman yang serba mobile ini manusia dituntut memenuhi ritme kehidupannya dengan cepat khususnya bagi para pekerja kantoran. NaÂmun dengan kondisi tersebut tidak sedikit orang mampu berhasil melewatinya, yang berakibat stress namun jika berlebihan dalam keadaan tersebut akan menimbulkan tindakan melukai diri bahkan melakukan tindakan bunuh diri karena merasa kehilangan harapan.
Hal ini dikatakan Kepala Satuan Medis FungÂsional Psikiatri, RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi BoÂgor, Dr.Lahargo Kembaren, SpKJ (psikiater) ia menjelaskan depresi akan ditandai dengan berbÂagai tanda seperti mood yang depresif, perasaan sedih, menangis, murung dan kehilangan minat. “Apabila ditemukan gejala gejala seperti di atas selama minimal 2 minggu maka orang tersebut bisa dipastikan menderita depresi,â€ujarnya.
Selain itu, karena faktor konsumsi obat-obatan yang berlebihan khususnya obat golonÂgan steroid juga dapat menimbulkan depresi. Disisi lain depresi juga diakibat oleh riwayat gangguan kejiwaan berat dan menahan dengan kondisi permasalahan kehidupannya yang beÂlum ditemukan solusinya. “Depresi adalah masalah kejiwaan yang dapat ditangani dan disembuhkan, tidak usah khawatir berlebihan. Penanganan gangguan depresi dilakukan denÂgan melakukan terapi,â€paparnya.
Terapinya dapat dilakukan melalui empat macam bentuk, misalnya fakmakologi yakni obat anti depresan yang mempunyai peranan penting dalam memulihkan dengan cepat gejala-gejala depresi, Psikoterapi yang mengajak seseorang unÂtuk mengenali pikiran-pikiran yang tidak rasional dan menggantinya dengan pikiran yang lebih positif dan rasional, hipnoterapi dengan melakuÂkan relaksasi pada seseorang yang kemudian diÂlanjutkan dengan memberikan sugesti-sugesti positif, dan yang terakhir adalah dukungan dari pihak keluarga dengan memÂberikan motivasi sebagai cara meminimalisir depresi.
Menurut data yang diperÂoleh RS Marzoeki Mahdi (RSMM) per Oktober 2014 lalu tercatat sebanyak 450 pasien positif menÂgalami gangguan jiwa, jumlah tersebut meningkat dibandingkan data oktober 2013 dengan jumlah 231 pasien.
Meskipun begitu, gangguan depresi dapat ditangani dengan cepat bila deteksi dan penanganan juga dilakukan dengan cepat dan tepat, “Tidak usah malu atau rendah diri bila mengalami gejala depresi, segera berkonÂsultasi kepada tenaga kesehatan profesional di bidang kesehatan jiwa di Puskesmas, RSUD, RS jiwa seperti dokter umum, perawat, atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan segera, salam sehat jiwa.â€Pungkasnya.
(inten/nadya)