- Meningkatnya pasokan minÂyak mentah dunia sebesar 500.000 barel per hari terutama setelah diÂcabutnya sanksi ekonomi Iran pada tanggal 16 Januari 2016.
- Berdasarkan publikasi OPEC Januari 2016, proyeksi pasokan negÂara-negara Non-OPEC pada tahun 2015 direvisi meningkat 0,23 juta barel per hari dibandingkan pubÂlikasi OPEC bulan Desember 2015.
- Menurunnya permintaan minyak mentah Negara Tiongkok untuk kuartal I tahun 2016 sebesar 400.000 barel per hari dibandingkan kuartal IV tahun 2015 yang disebabÂkan melemahnya indikator ekonomi dan devaluasi mata uang Yuan.
- Berdasarkan publikasi OPEC Januari 2016, permintaan minyak dunia kuartal I tahun 2016 menuÂrun 0,6 juta barel per hari dibandÂingkan kuartal IV tahun 2015.
- Berdasarkan laporan EIA (EnÂergy Information Administration) Januari 2016, terdapat peningkaÂtan stok minyak mentah sebesar 7,5 juta barel, stok distillate sebeÂsar 7,4 juta barel dan stok gasoline sebesar 27,1 juta barel di Amerika Serikat pada akhir Januari 2016 dibandingkan stok pada akhir bulan Desember 2015.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah dipengaruhi oleh mulai diaktifkan kembali reaktor nuklir sebesar 700 MW milik Korea Selatan yang dioperasikan oleh Korea Hydro & Nuclear Power dan menurunnya permintaan tenaga listrik di Jepang sebesar 63,60 miliar kWh (6,3%) dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Saudi Bangkrut
Jatuhnya harga minyak juga membuat pemerintah Arab Saudi terpaksa harus memangkas pengelÂuarannya untuk anggaran ke depan. Arab Saudi juga terus menggenjot produksi minyak mentah, untuk mendongkrak pendapatan.
Prediksi dari Big Crunch, sepÂerti dilansir dari CNBC, Arab Saudi bisa menuju kebangkrutan di 2018 bila kondisi harga minyak tetap seperti ini.
Arab Saudi selama ini menjadi negara yang stabil dengan cadanÂgan devisa yang besar, sekitar USD 624 miliar di Desember 2015 lalu. Bila harga minyak jatuh, maka Arab akan menggunakan cadangannya tersebut untuk membiayai negara.
Sebelumnya, CNBC pernah memprediksi Arab Saudi akan bangÂkrut di Agustus 2018 bila harga minÂyak berada di USD 40/barel. Saat itu belum diperhitungkan adanya peÂmangkasan anggaran pemerintah.
Pada 2016, Arab Saudi meÂmangkas anggarannya 13,8% lebih rendah dari 2015. Negara ini berÂharap defisit anggaran bisa mencaÂpai 12,9% dari PDB di 2016. Selain memangkas anggaran, Arab Saudi juga menggenjot produksi minyak hingga lebih dari 10 juta barel per hari pada Oktober 2015 lalu.
Energy International AssociaÂtion (EIA) memperkirakan, produkÂsi minyak dunia akan mencapai 95 juta barel per hari di kuartal IV-2016, dengan konsumsi sebesar 94 juta barel per hari.
(Yuska Apitya/dtkf)