“Banjir ini setiap tahun pasti ada. Saat tanggul yang dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane jebol tahun 2013, dua kali rumah kami terenÂdam. Itu juga warga yang harus menanggung semua bebannya,†tukasnya
Puncak kekecewaan warga PeÂrumahan Villa Nusa Indah terjadi pada akhir April lalu saat lingkunÂgan tempat tinggal mereka diterÂjang banjir yang merendam ribuan rumah. Selain banjir, faktor lainÂnya adalah kondisi infrastruktur di wilayah itu yang tidak terawat.
Terpisah, Kepala Badan PerÂencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten BoÂgor, Syarifah Sofiah menjelaskan, Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Bogor akan mengundang pengembang lama di perumahan tersebut.
“Kami sudah bahas dan akan mengundang berbagai instansi terÂmasuk mengundang pengembang lamannya. Mungkin di wilayah itu juga sudah tidak ada lagi pengemÂbangnya. Kami juga akan keluarÂkan surat untuk melakukan rapat bersama warga,†kata Syarifah.
Ia menambahkan, dengan rapat bersama, bisa menemukan persoalan dan bagaimana menyÂelesaikannya. Terutama, titik-titik penyebab banjir di perumahan tersebut. “Kami akan bahas dan cari penyebab banjir untuk penaÂtaan atau solusinya. Kalau persoÂalannya sudah ketemu, kami akan selesaikan,†tukasnya.
Menurutnya, banjir yang kerap terjadi, warga tidak bisa selalu meÂnyalahkan pemerintah daerah. Karena, bisa saja, kata Ifah, banjir itu disebabkan drainase yanng terÂputus dari perumahan atau tidak terhubung ke aliran sungai.
“Makanya akan kami cari dulu sebabnya. Apakah karena drainase yang tertutup atau tidak menyamÂbung ke aliran sungai,†pungkasÂnya. (Rishad Noviansyah)