Setelah itu, Solo, Pekanbaru, Palembang yang dikategorikan seÂbagai promising cities, yang mana pertumbuhan properti komersialÂnya belum mencapai lima tahun. Pasar properti di sini masih didomiÂnasi oleh residensial dan pelan-pelan diikuti hotel dan ritel untuk menoÂpang kebutuhan akomodasi.
Director of Strategic Advisory Coldwell Banker Commercial Indonesia Tommy H. Bastamy mengatakan, pertumbuhan pasoÂkan dan permintaan apartemen di emerging cities tumbuh lebih cepat dibandingkan kota lainnya di Indonesia.
Pertumbuhan pasokan terÂtinggi terjadi di Yogyakarta mencaÂpai 39,83 persen atau bertambah 2.190 unit dari total pasokan yang ada sebanyak 5.498 unit. Total unit kini mencapai 7.688 unit. SemenÂtara itu, dari segi permintaan, tumÂbuh sebesar 34,76 persen.
Menyusul setelah Yogyakarta yakni Bodebek dengan pertumÂbuhan pasokan 11,12 persen, lalu Banten/Tangerang 9,6 persen, dan Semarang 6,26 persen. PertumbuÂhan permintaan ketiganya masing-masing 9,34 persen, 4,42 persen, dan 1,2 persen.
“Faktor penting di balik kesukÂsesan sejumlah proyek apartemen yang baru diluncurkan yakni harÂganya yang rendah dan rencana pembayarannya yang menarik,†katanya seperti dikutip dalam riset Coldwell.
Tommy mengatakan, tren pembangunan unit apartemen yang semakin menyasar kalanÂgan menengah dan menengah ke bawah menyebabkan tekanan terÂhadap pertumbuhan harga aparteÂmen sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Rata-rata harga apartemen turun 0,15 persen pada kuartal pertama tahun ini. Beberapa kota yang menunjukkan pertumbuhan harga negatif yakni Jabodetabek, Semarang, Medan, dan YogyakarÂta.
(Winda/bisnis)