“Pembuatan Alquran di­lakukan sendiri oleh Habib Saggaf, setelah mencetak, Habib menghabiskan waktu 40 hari untuk mengecek kebena­ran dalam Alquran tersebut. Alquran tersebut dibawa ke Pondok Pesantren Al-Ashri­yyah oleh Habib Saggaf pada tahun 1990. Sejak saat itu Alquran koleksi habib berada di pondok pesantren hingga saat ini,” tambah Syaifuddin.

Syaifuddin menyebut, Habib Saggaf memang mempunyai kecintaan yang tinggi terha­dap Alquran. Tak tanggung-tanggung, menurut Sayifuddin, kecintaan Habib Saggaf atas Alquran itu membuat dirinya mengkoleksi dan mencip­takan Alquran yang unik dan tidak pernah ada di dunia.

Ia menambahkan, pada tahun 2009 lalu, Habib Sag­gaf pernah mendapat kiri­man Alquran besar yang terbuat dari pelepah batang pisang yang dikirim dari ke­lompok muslim Moro-Filipina.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 20 April 2024

“Almarhum Habib Saggaf pernah menyebutkan, Alquran ini ditulis oleh anak dari Sunan Bonang. Tidak tahu kenapa Alquran ini ada pada kelompok Moro. Tapi setelah itu dikirim ke pesantren ini,” jelas Syaifuddin.

Dalam pesantren ini, ter­dapat delapan koleksi Alquran berukuran raksasa, satu Alquran berisikan surat leng­kap 30 Juz. Ukuran Alquran juga berbeda-beda yakni 1,8 meter x 2,60 meter, 1,80 m x 2,40 m, 1,50 m x 2,40 m, dan 2 m x 3,8 m. Umurnya pun ada yang lebih dari satu abad. “Diperkirakan usia Alquran ini sudah lebih dari satu abad,” tutur Syaifuddin.

Selain menyimpan Alquran terberat dan terbesar di du­nia, pondok pesantren ini juga menyimpan Alquran dengan ukiran yang terbuat kayu jati karya seniman Jepara. Syaifud­din menuturkan, banyaknya Alquran yang unik di dalam pesantrennya itu membuat sejumlah orang dan para pen­gusaha tertarik untuk memiliki Alquran itu untuk dikoleksi.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Ayam Kecap dan Telur Spesial yang Lezat dan Sedap Bikin Keluarga Ketagihan

Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dika­tan Syaifuddin, pernah ber­niat membeli Alquran itu. “Pernah ada pengusaha yang mau menawar Rp 500 juta, bahkan Gus Dur juga sem­pat menawarkan mau mem­beli, tapi Habib tidak men­jualnya, sampai kapanpun Alquran ini tetap akan disini,” ucap Syaifuddin. (Abdul Ka­dir Basalamah/republika)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================