IMG_20160622_181430_1BOGOR, TODAY – Siomay me­manglah bukan jajanan yang asing lagi bagi masyarakat pada umumnya, apalagi melihat mi­nat konsumen kepada jajanan ini pun sungguh tinggi. Rasanya yang enak dengan bumbu ka­cang yang lezat tentunya mem­buat para konsumen menjadi ketagihan.

Siomay Home menjadi salah satu jajanan pinggiran yang be­rada di kawasan Bogor, tepat­nya di depan Jalan Ring Road Perumahan Taman Yasmin, Indonesia. Lokasi yang terletak persis di depan RS Hermina ini membuat Siomay Home laris.

“Memang yang utama ialah tempat yang strategis untuk berjualan. Karena biar semua orang lihat dan tahu. Kemu­dian, rasanya pun harus diper­hatikan karena setelah orang membeli kan inginnya dia membeli lagi ke kita,” ungkap Hery, penjual Siomay Home.

Banyaknya kompetitor yang ada tak membuat Hery takut kalah bersaing dengan yang lain. Ia menambahkan, siomay yang dibuatnya ini tak kalah enak dengan siomay lain yang sering disajikan di kedai atau­pun tempat makan lainnya.

“Pusat pembuatannya me­mang di Bandung. Jadi memang keunggulan kami tentunya di bumbu, kemudian ukuran sio­may kami pun cukup besar,” terang Hery.

Untuk satu potongnya, baik itu kentang, siomay, tahu, kol, maupun pare, dipatok seharga Rp 4 ribu. “Memang untuk harga sedikit mahal dengan yang dijual di gerobak lainnya, tapi sejauh ini pembeli tidak ke­beratan karena memang rasan­ya enak,” ungkapnya.

Hery pun menambahkan, tidak hanya di daerah Yasmin Bogor, Siomay Home saat ini memiliki cabang lain, yakni di Terminal Damri. Penjualan di Damri pun terbilang cukup laris. Omzet kotor yang terkum­pul per bulannya diakui Hery bisa mencapai angka jutaan.

“Untuk satu cabang, omzet yang terkumpul kira-kira per bulannya bisa mencapai Rp 5 juta. Tapi itu pun tak tentu, jika sedang sepi ya tentu omzet berkurang,” paparnya.

Siomay Home yang berjua­lan setiap hari ini sedang mem­persiapkan beberapa gerobak untuk ‘mangkal’ di titik-titik Kota Bogor lainnya. “Rencanan­ya pemilik akan membuat be­berapa gerobak lagi yang siap untuk dikeluarkan. Karena memang jika usaha seperti ini, dengan mempunyai banyak cabang, pemasukan pun tentu akan bertambah. Tentunya ha­rus juga dilihat di mana tem­pat yang strategis, dalam arti ya kalau tidak di pinggir jalan, ya di tempat yang ramai orang seperti dekat terminal, sekolah atau rumah sakit,” ceritanya. (Winda Herviana/ed:Mina)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================