“Bisa saja surat tersebut benar adanya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bila surat tersebut
hanya psywar yang dilanÂcarkan untuk membuat kegÂaduhan politik di internal parÂtai,†terangnya.
Meski demikian, Syafuan juga menilai adanya kemungÂkinan lain akan beredarnya surat tersebut. Menurutnya, bisa saja surat tersebut diartiÂkan sebagai bentuk intervensi atau intimidasi politik yang kerap mewarnai pemilihan ketua Parpol.
Seharusnya, kata Syafuan, intervensi dan intimidasi poliÂtik sudah ditinggalkan dari alam kesadaran dan perilaku politik para elit politik. Karena cara seperti itu tidak mencerÂminkan kemanusiaan dan keÂadilan serta kebenaran.
Syafuan pun berharap, pelaksanaan Musda Golkar Kota Bogor dapat memberiÂkan ruang kebebasan politik dalam memilih bagi setiap kader yang memiliki hak pilih. Sehingga proses Musda GolÂkar berjalan demokratis, juÂjur, terbuka, transparan, adil, dan tanpa intervensi.
“Biarkan pemilik suara memilih ketuanya, dengan kesadaran dan rasionalitas mereka. Ketika keadilan dan kejujuran diutamakan maka akan minim sekali persoaÂlan dan pertentangan politik yang akan terjadi di kemudian hari,†terangnya.
Syafuan juga mengatakan, Golkar merupakan Parpol yang seharusnya sudah deÂwasa dalam berdemokrasi. SeÂbagaimana hakikatnya, ParÂpol merupakan institusi demokrasi yang harus menÂgajarkan tentang demokrasi yang benar dan bagaimana mengedepankan sikap deÂmokratisasi ditengah kehiduÂpan sosial masyarakat.
Dalam konteks pemilihan ketua, seharusnya para elit politik diranah pusat dan daeÂrah mengajarkan pada para kadernya tentang persaingan dan kompetisi yang sehat. Di mana tujuan dari persaingan yang rasional itu, semata-maÂta hanya untuk menciptakan perubahan dan perbaikan terÂhadap masyarakat.
“Biarkan para kontesÂtan politik berlomba-lomba memberikan ide dan gagasan perubahan untuk perbaikan dan kejayaan Golkar. Dan biÂarkan para pemilik suara meÂmilih secara merdeka siapa yang pantas menjabat sebagai ketua,†ucapnya.
Dengan demikian, sukÂsesi demokrasi akan tercaÂpai. Karena proses pemilihan dilakukan dengan cara-cara yang sehat, adil, dan transparÂan. (Patrick)