Para ilmuwan lalu mengamati material genetik yang ada di sel-sel bayi. Mereka mengamati telomere, yakni selaput di ujung kromosom yang melindungi material genetik dari kerusakan.
Telomere biasanya memendek seiring bertambahnya usia, meski lajunya berbeda-beda pada setiap orang. Makin panjang telomere, makin lama pula kemampuan sel-sel untuk menggandakan diri. Karenanya, sering dipakai sebagai penanda umur biologis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 poin pada Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu hamil, telomere pada bayi teramati lebih pendek 50 base pairs. Artinya, bayi-bayi tersebut secara biologis lebih tua dari rata-rata.
“Hasil peneltiian menambah bukti bahwa IMT tinggi pada ibu berdampak pada pemrograman DNA (deoxyribo Nucleic Acid) pada janin, yang bisa berujung pada tumbuh kembang janin dan penyakit dalam kehidupan selanjutnya,” kata Tim Nawrot dari Hasselt University, dikutip dari Livescience, Selasa (17/10/2016).