Beberapa waktu lalu, pakar virologi dari School of Chemistry and Molecular Bioscience University of Queensland, Prof Paul Young kepada detikHealth menyebut Asia Tenggara memang memiliki populasi vektor yang dapat menularkan Zika cukup tinggi.

Hanya saja karena data tentang infeksi Zika di Asia Tenggara sangat terbatas, termasuk Indonesia, hal ini menyulitkan tim medis untuk memberikan diagnosis yang tepat, selain karena kemiripan virus Zika dengan golongan flavavirus lain, termasuk Dengue.

Prof Dr dr Amin Subandrio, SpMK, direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan tanpa ada penyebaran virus Zika dari Singapura, transmisi lokal juga bisa saja terjadi di Indonesia karena:

  1. Indonesia termasuk ke dalam wilayah Dengue Belts, atau daerah endemis nyamuk Aedes aegypti yang juga vektor infeksi Zika
  2. Kasus Zika sudah pernah ditemukan di Indonesia, yaitu di Jambi pada tahun 2014. LBM menemukannya saat melakukan riset tentang demam berdarah dengue. Dari salah satu sampel pasien yang diperiksa ada yang terinfeksi virus ini.
BACA JUGA :  Obat Alami Sesak Napas yang Bisa Dicoba di Rumah, Ini Dia Caranya

Ia juga memastikan virus Zika yang ada di Afrika (asal muasal wabah Zika di Amerika Selatan, red) dan di Asia sama sekali berbeda. Virus Zika Asia dikatakan telah bermutasi sehingga tidak berisiko memicu kecacatan lahir seperti mikrosefali dan Guillen-Barre Syndrome.

BACA JUGA :  8 Penyebab Susah Turunkan Berat Badan, Simak Ini

“Tapi tidak perlu panik karena Zika lokal di Indonesia gejalanya ringan, hanya nyeri-nyeri badan saja dan demam, dalam waktu kurang dari 5 hari sudah sembuh,” terangnya.

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================