BOGOR TODAY- Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB Prof Dr Wasrin Syafii mengembangkan beragam jenis obat dari ekstrak beberapa jenis pohon salah satunya obat anti-malaria.

“Kayu Bidara Laut memiliki kandungan zat antimalaria yang biasa digunakan oleh masyarakat di Nusa Tenggara Barat,” kata Wasrin di Bogor, Senin (20/2).

Prof Wasrin telah melakukan penelitian kandungan zat antimalaria dari kayu Bidara Laut (Strychnos ligustrina). Masyarakat NTB telah menggunakanya sebagai obat tradisional. Menurutnya untuk bisa menjadinya obat yang dapat dikonsumsi secara massal perlu penelitian lanjutan. Penelitian tercepat selama dua tahun dengan cara mengekstrak kayu Bidara Laut. “Penelitian ini sangat penting karena persediaan obat malaria masih sangat sedikit, terlebih lagi penyakit ini merupakan masalah besar di Indonesia yang perlu segera ditangani,” katanya.

BACA JUGA :  Konsisten Selama 10 Tahun, Vihara Dhanagun Jaga Keberagaman Lewat Santunan dan Buka Puasa Bersama

Ia menjelaskan, hasil ekstraksi kayu bidara laut mengandung etanol dengan kadar cukup tinggi. Senyawa yang terkandung dalam etanol tersebut diantaranya adalah strikinin dan brusin yang disinyalir merupakan senyawa antimalaria. Menurutnya, penelitian yang tengah dilakukannya untuk mengenai hasil hutan tidak hanya untuk industri kayu, tetapi suber obat, dan energi terbarukan.

============================================================
============================================================
============================================================