Namun demikian dikatakan alumni Hubungan Intenasional Universitas Airlangga Surabaya ini, yang bisa dilakukan masyarakat saat ini yakni melakukan penekanan kepada pemerintah. Karena pemerintah lah yang memiliki hak untuk bersuara di level ASEAN atau kepada PBB  untuk menekan pemerintah Myanmar agar aparat  militernya tidak melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

“Harusnya seperti itu yang dilakukan. Yang bisa kita lakukan ini kan namanya second track diplomacy sebagai kekuatan masyarakat. Menyampaikan second track diplomacy itu harus ada di belakangnya pemerintah,” ujar pria yang ditunjuk sebagai pengembang organisasi NU di kawasan Timur Tengah ini.

Lalu upaya lainnya seperti apa yang sudah dilakukan masyarakat Islam dengan melakukan dzikir bersama atau membaca doa Qunut Nazilah sebagai upaya untuk menolong masyarakat muslim yang menjadi korban di Myanmar menurutnya sudah cukup bagus. “Itu saja digalakkan di masjid-masjid atau mushola untuk membantu masyarakat muslim dari etnis Rohingya supaya terhindar dari mara bahaya,” ungkapnya.

BACA JUGA :  KLHK Gelar Kick Off Meeting, Siti Nurbaya Targetkan RPP PPPLH Selesai Juli 2024

Langkah lainnya menurut pria yang pernah menempuh pendidikan master di Belanda ini yakni dengan membikin solidaritas kemanusiaan melalui donasi dengan menggalang dana yang dilakukan oleh berbagai elemen selama ini dinilainya juga sudah cukup bagus. Bahkan dengan menolong atau menyelamatkan anak-anak saya juga sudah banyak dilakukan.

“Saya kira itu lebih patut di kalau kita dudukkan, ,tindakan kita sebagai warga negara Indonesia ya disitu itu. Selebihnya kita tidak bisa berbuat apa-apa karena itu sudah mencampuri urusan negara orang lain,” kata dia.

BACA JUGA :  Mengaku Kerasukan, Ibu Kandung di Kupang NTT Potong Tangan Balita 3 Tahun

Oleh karena dirinya kembali menenkankan bahwa cara yang lebih santun atau sesuai dengan tata krama yakni dengan  mendorong pemerintah atau lembaga-lembaga internasional untuk bertindak agar konflik tersebut dapat segera diselesaikan dengan baik tanpa jatuh korban yang lebih banyak lagi.

“Jadi harus benar-benar didudukkkan ke persoalan sesungguhnya Dan peneggakannya juga harus komprehensif, tidak hanya satu isu itu saja. Pemerintah harus bisa meminta lembaga-lembaga internasional untuk segera menyelesaikannya secara cepat agar tak jatuh korban lebih banyak lagi,” pungkasnya mengakhiri. (Iman R Hakim /*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================