Harga Kacang kedelai
Pekerja tengah memproduksi tahu di pabrik tahu Sumber Barokah di Kampung Karya Bhakti, RT4/4, Kelurahan Cilendek Barat, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Foto : Dokumen bogor-today.com

BOGOR-TODAY.COM, BOGORHarga kacang kedelai kembali merangkak naik. Kenaikan itu akan berpotensi pada produksi tempe dan tahu.

Melansir Bloomberg, harga kedelai kini berada di level US$1.586 per bushel atau naik 0,62 persen.

Ditjen Perdagangan Dalam Negeri dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/2/2022), menyatakan dalam beberapa bulan ke depan, harga tahu dan tempe diprediksi akan melambung tinggi. Kenaikan harga ini dipicu naiknya harga kedelai di Amerika.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ayep Zaki menyebut kenaikan itu merupakan risiko sebagai negara pengimpor kedelai sebab Indonesia akan terus bergantung dengan negara pengekspor.

“Urusan pangan sebaiknya secara maksimal Indonesia harus mampu memproduksi sendiri,” tegas Ayep yang juga sebagai pelaku pertanian, belum lama ini.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, 14 Mei 2024

Menurut dia, impor kedelai yang mencapai 80 persen lebih untuk kebutuhan nasional setiap tahunnya, membuat Indonesia menjadi sangat tergantung dengan negara pengekspor. Oleh karenanya, budidaya kedelai harus mendapat dukungan dari semua pihak, mulai dari off tacker (penjamin), pemerintah, dunia perbankan hingga petani.

Namun demikian, Ayep optimis atas dasar hasil penelitian dan pengalamannya. Ia menuturkan sudah melakukan uji coba langsung di lahan setelah panen padi, baik di musim tanam ke dua atau ke tiga. Sistem tanpa olah tanah (TOT) budidaya kedelai bisa menghasilkan 1,7-1,8 ton per hektare. Dengan asumsi biaya per hektarenya berkisar Rp8 juta.

“Ini sudah saya lakukan di beberapa tempat. Jika rata-rata per hektare mencapai 1,8 ton dan harga per kilonya Rp10.000, hasilnya bisa mencapai 18 juta per hektare,” jelas Ayep.

BACA JUGA :  Roberto Callieri Jadi Komisaris Utama Hasil RUPST, Indocement Bakal Bagikan Dividen Rp308 Miliar

Meski sudah melahukan uji coba, hasil produksi petani tersebut masih harus dipilah untuk memisahkan kedelai berukuran besar, sedang, dan kecil. Pemilahan tersebut dapat memakan hingga 15 persen hasil produksi. Tujuan pemilahan tersebut karena hanya kedelai berukuran besar saja yang bisa diterima pasar.

Dalam mewujudkan cita-cita ini, pihaknya menjalin kerja sama dengan Direktorat Akabi (Aneka Kacang dan Umbi) Kementerian Pertanian untuk program budidaya kedelai mandiri dengan sistem TOT seluas 25 ribu hektare di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

============================================================
============================================================
============================================================