Penelitian tim ini berfokus pada penyelidikan proses batas lempeng dan deformasi di dalam litosfer dengan menggunakan berbagai teknik, termasuk seismologi, geodesi berbasis ruang angkasa (mengukur geometri, gravitasi, dan orientasi spasial Bumi dan benda-benda astronomi lainnya, seperti planet), dan geofisika kelautan.
“Gempa bumi besar tidak terjadi seperti jarum jam,” kata salah satu penulis studi, James S. Neely.
“Kadang-kadang kita melihat beberapa gempa bumi besar terjadi dalam rentang waktu yang relatif singkat dan kemudian dalam waktu yang lama tidak terjadi apa-apa,” ia menambahkan.
Diketahui, Gempa Turki berkekuatan 7,8 SR Suriah pada hari Senin berpusat di kota Gaziantep, Turki.
Gempa awal diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,7 SR dan gempa susulan berkekuatan 7,5 SR beberapa jam kemudian, menurut US Geological Survey (USGS). Ratusan gempa susulan menyusul. (*)