Menurut Bima Arya, Pemkot Bogor telah mempersiapkan rencana LRT ke Kota Bogor sudah sejak lama.
“Sebetulnya kami sudah membicarakan ini sejak 2014. Makanya, kita konsepkan trem, kita pikirkan depo untuk LRT. Jadi Kota Bogor menyambut baik keberadaan LRT,” kata Bima Arya.
Proyek LRT Jabodebek hanya menghubungkan Jakarta dengan Bekasi (stasiun Jati Mulya) dan Depok (stasiun Harjamukti). Sebelumnya, ada beberapa kajian dan bahkan undang-undang yang menyebutkan tentang metode titik akhir LRT.
Karena Presiden Jokowi telah menginstruksikan jajarannya untuk mengkaji pembangunan LRT hingga ke Kota Bogor, maka Pemkot Bogor tinggal melanjutkan saja, kata Bima Arya.
“Dulu sempat ada dua opsi, antara Bogor Utara atau Baranangsiang. Saya kira ini tinggal melanjutkan. Dari 2014, kami sudah tahu bahwa LRT akan masuk Kota Bogor. Tapi kapannya itu tergantung pemerintah pusat,” terang Bima Arya.
Bima Arya menyebut, saat ini bolanya ada di pemerintah pusat, baik anggaran, hingga pembangunanya. Sedangkan Kota Bogor menyiapkan LRT dengan moda transportasi publik Trem.
“Bola yang di kita adalah trem. Jadi kalau LRT masuk, itu angkotnya harus hilang. Karena nanti kan kusut,” imbuh dia.
Oleh karenanya, dijelaskan Bima Arya, Pemkot Bogor harus menyiapkan konsep penataan transportasi ke depan, agar tidak krodit, sembari meminta komitmen dari Pemerintah Pusat.
“Kalau LRT masuk artinya setiap beberapa menit sekali akan ada kereta ke Jakarta pulang-pergi Bogor. Artinya orang dari Kabupaten, Cianjur, kan akan ke Baranangsiang semua,” ungkap dia.
“Kalau angkotnya nggak diberesin, tremnya nggak diciptakan, susah. Jadi ini perlu juga komitmen pusat untuk mengkoneksikan LRT dengan moda transportasi domestik di Kota Bpgpr,” pungkas Bima Arya.***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News